Benarkah Akseyna Sudah Ramalkan Kematiannya Lewat Cerita Fiksi?
Salah satu fakta yang diabaikan dimana Akseyna mengarang sebuah cerita fiksi.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nanang Jamaludin, ayah Ahmad Jibril lebih yakin mahasiswa UI Akseyna Ahad Dori tewas karena bunuh diri. Menurutnya, polisi banyak melewatkan fakta-fakta itu dan lebih yakin Akseyna dibunuh.
Salah satu fakta yang diabaikan dimana Akseyna mengarang sebuah cerita fiksi. Di mana tokohnya yang digambarkan tak punya tujuan hidup tewas dengan cara menenggelamkan diri di danau. Cerita ini seperti menggambarkan jalan hidup Akseyna.
Jibril adalah rekan Akseyna yang tersudut dalam kasus pembunuhan ini. Fakta-fakta membuat Jibril jadi pihak yang dicurigai dalam kasus ini.
Terutama soal Jibril yang datang ke kos Akseyna usai jenazah Akseyna ditemukan mengambang tapi belum diketahui identitasnya.
Nanang pun mengungkap beberapa fakta yang mengarahkan Akseyna meninggal karena bunuh diri. Dia mengungkap itu dalam kicauan panjangnya di Twitter yang Ia beri nomor urut dari 1 sampai 41 pada Selasa (21/7/2015).
Nanang berkicau bahwa Akseyna tak pernah mau mengangkat telepon dari ayahnya. Namun apabila yang menelepon bukan ayahnya, pasti akan diangkat oleh Akseyna.
Kemudian Nanang juga berkicau bahwa Akseyna pernah cerita ke Jibril bahwa dia tak merasa punya tujuan hidup. Sebab apa yang dijalaninya bukan atas kemauannya.
Soal itu, Nanang berkicau begini '16. ketika masuk SD nak #Akseyna belajar yg rajin ya, biar pintar, nanti biar masuk SMP paporit, di SMP nak belajar yg rajin ya biar juara'. Dan 17. nanti ikut lomba biar juara, di SMA pun gitu juga, 'jadi apa yg aku peroleh selama ini unt siapa? habis kuliah inipun gak tau mau kmn?'. Begitu kicau Nanang dalam kicauan yang Ia beri nomor 16 dan 17.
Kemudian, selanjutnya Nanang menceritakan bahwa Akseyna pernah bercerita ke teman-temannya bahwa harus ada kejadian besar untuk mengubah sesuatu.
Selanjutnya Nanang juga bercuit soal Akseyna yang mengarang sebuah cerita fiksi berjudul GHOS BOY. Cerita itu berkisah tentang seorang anak yang tak punya tujuan hidup dan akhirnya mengakhiri hidupnya dengan cara menenggelamkan diri di danau.
"Petunjuk-petunjuk ini diabaikan penyidik dalam kasus kematian Akseyna," kicau Nanang dalam kicauan yang Ia beri nomor urut ke 21.
Akseyna Ahad Dori (18) mahasiswa Program Biologi Fakultas MIPA UI yang ditemukan tewas mengambang di Danau Kenanga UI pada Kamis (26/3/2015).
Dia ditemukan dengan batu seberat 14 kilogram yang ditaruh di dalam tas dan menempel di mayat Akseyna.
Polisi sempat bingung menentukan Akseyna dibunuh atau bunuh diri, namun akhirnya Polisi menentukan Akseyna dibunuh, tapi sampai kini Polisi kebingungan menentukan siapa pembunuhnya.(Theo Yonathan Simon Laturiuw)