Awalnya Ahok Berpikir dengan Pameran Buku Siswa Bisa Dapat Buku Harga Murah
Niat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memfasilitasi siswa pemilik Kartu Jakarta Pintar (KJP) untuk mendapatkan buku serta alat tulis
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Sugiyarto
Laporan wartawan tribunnews.com : Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Niat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memfasilitasi siswa pemilik Kartu Jakarta Pintar (KJP) untuk mendapatkan buku serta alat tulis bersama dengan perlengkapan sekolah murah berujung kekecewaan.
Pameran JakBook & Edu Fair ternyata tidak sesuai harapan karena harga di pameran tersebut dijual lebih mahal ketimbang harga pasar.
"Kalau harganya lebih mahal, ngapain saya repot-repot minta pada datang ke sana (JakBook & Edu Fair)," kata pria yang akrab disapa Ahok di Parkir Timur Senayan setelah memberikan sambutan dalam pembukaan pameran tersebut, Senin (27/7/2015).
Bila harganya lebih mahal, dikatakan mantan Bupati Belitung Timur ini lebih baik siswa pemilik kartu KJP membeli buku, alat tulis, dan perlengkapan sekolah di toko mana saja asal ada mesin Elektronic Data Capture (EDC) Bank BCA atau yang berlambang ATM Bersama serta prima.
Kartu KJP dikatakan Ahok merupakan kartu yang dirancang layaknya kartu ATM Bank DKI sehingga fungsinya sama seperti kartu ATM hanya dibatasi penarikan tunainya.
"Saya kira bebasin ke toko-toko saja lah (belinya), kasih diskon. Saya berfikir di pameran harga lebih murah, mana ada orang pameran lebih mahal dari harga pasar, tidak ada didunia. Namanya pameran pasti lebih murah, pameran ini saja yang agak kacau," ungkapnya.
Ahok awalnya berpikir siswa bisa mendapatkan buku, alat tulis, dan perlengkapan sekolah dengan harga 20 sampai 30 persen lebih murah dari harga pasar bila di pameran, siswa akan punya tabungan lebih besar tiap bulannya.
Dijelaskannya bila seorang siswa setiap bulannya diberi uang Rp 800 ribu ke rekeningnya, kemudian pengeluaran perbulannya hanya Rp 600 ribu, maka bisa menabung Rp 200 ribu setiap bulannya.
Sehingga dalam kurun waktu satu tahun bisa memiliki tabungan Rp 2,4 juta.
"Kalau dia bisa lulus SMA dapat Rp 2,4 juta bisa dipakai buat modal kecil untuk modal. Itu pikiran saya. Orangtua tidak bisa curi. Oknum di pendidikan tidak bisa curi. Awalnya berpikir orang toko bisa memberi bantuan, tapi malah tidak," katanya.
Memang buku, alat tulis, dan perlengkapan sekolah dijual segelintir peserta JakBook & Edu Fair lebih mahal ketimbang harga pasar.
Aslamian contohnya, orangtua siswa penerima Kartu KJP ini sengaja datang ke tempat pameran dari Sukabumi Selatan, Jakarta Barat berniat membeli buku tulis murah untuk dua anaknya yang duduk di bangku SD.
Nyatanya hanya membeli tuju pak buku tulis lengkap dengan sampulnya harus mengeluarkan uang dari Kartu KJP sebesar Rp 460 ribu.
"Kalau dibilang nyesal, ya nyesal belanja di sini," ucapnya sambil menenteng tiga keresek putih belanjaan untuk sekolah anaknya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.