Kemenhub: Dwelling Time di Pelabuhan adalah Masalah Klasik
Ini masalah dwelling time dari dulu.
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Johnson Simanjuntak
![Kemenhub: Dwelling Time di Pelabuhan adalah Masalah Klasik](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/20140923_230558_terminal-peti-kemas-tanjungpriuk.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Lalu Lintas Angkutan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Wahyu Hidayat, mengungkapkan bahwa masalah waktu bongkar muat peti kemas atau dwelling time ekspor-impor di sebuah pelabuhan merupakan masalah klasik.
Tidak terkecuali soal dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
"Ini masalah dwelling time dari dulu. Lama penumpukan barang sampai berhari-hari untuk barang itu keluar. Persoalan hanya pada waktu pertama dibongkar muat barang," kata Wahyu dalam diskusi bertajuk 'Ngeri-Ngeri Sedap Dwelling Time' di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (1/8/2015).
Untuk mengatasi lamanya bongkar muat di pelabuhan, Wahyu mengatakan harus ada ketegasan dari pihak-pihak terkait bahwa pelabuhan itu harus dijadikan tempat bongkar muat barang dan bukan tempat penumpukan barang.
"Pelabuhan harus jadi tempat bongkar muat barang, bukan penumpukan barang. Di pelabuhan harus ada ketegasan, sampai kapan boleh penumpukan barang," ujar Wahyu.
Untuk itu, dirinya menyarankan agar ada sebuah sistem yang dibangun dalam bongkar muat di pelabuhan. Bahkan, dia sudah memiliki sebuah konsep yang bisa dijalankan di pelabuhan dan akan dipaparkan kepada pejabat-pejabat yang terkait masalah dwelling time ini.
"Jadi waktu saya jadi kepala otoritas pelabuhan kalau di Priok saya minta bisa memonitor dari HP, memang ini hanya insidentil. Tapi kan gak bisa gitu, harus ada sistem yang dibangun," kata Wahyu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.