Rian Gunakan Bahasa Inggris saat Bertengkar dengan Suami
Sri menuturkan, pertengkaran sering pecah, saat tengah malam dan bahkan, tak jarang lewat tengah malam atau nyaris dinihari
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK – Rumah tangga Hayriantira (37) aliasRian, Asisten Presiden Direktur PT XL Axiata, yang tewas dibunuh di hotel di Garut, bersama suaminya, Dian Wijayana (37), karyawan PT Huawei, kelihatan mulai retak awal tahun 2013.
Saat itu, mereka tinggal bersama dua anak mereka di rumah yang dibeli tak jauh dari rumah mertua Rian, di Kompleks Hankam, Jalan Kucica, RT 4/5, Kelurahan Palsi Gunung, Kecamatan Cimanggis, Depok.
Tetangga yang tinggal tak jauh dari rumah mereka, Sri mengatakan, dari cerita pembantu rumah tangga di keluarga Dian dan Rian, yang biasa disapanya embak, pertengkaran antara majikannya itu mulai terjadi sekitar tahun 2013.
"Mengenai penyebabnya, si embak, gak tahu pasti. Dia cuma mengira-ngira aja. Katanya sih, kemungkinan orang ketiga," kata Sri.
Menurut Sri, jika pertengkaran makin besar dan memuncak, maka pertengkaran antara Rian dan Dian menggunakan bahasa Inggris. "Mungkin, biar tetangga gak tahu artinya kalau dengar, jadi mereka pakai bahasa Inggris. Karena itu pula, pembantunya gak tahu penyebab pertengkaran mereka," kata Sri.
Sri menuturkan, pertengkaran sering pecah, saat tengah malam dan bahkan, tak jarang lewat tengah malam atau nyaris diniharis. Biasanya karena saat itulah, Rian baru pulang bekerja.
"Dulu sih, tetangga menganggap karena Rian super sibuk, jadi wajar pulang kerja sampai tengah malam. Namun, karena pertengkaran sering terjadi menurut pembantunya, mungkin pulang malam itu jadi masalah bagi mereka," kata Sri.
Sri menjelaskan, warga mengetahui kalau Rian bekerja di bagian pimpinan bidang telekomunikasi XL.
"Rian itu, pergi kerja pagi jam setengah tujuh pake mobil dan pulangnya bisa tengah malam lewat. Kalau suaminya, jam 7 atau lebih atau bahkan sorean sudah di rumah. Jadinya, suaminya lebih sering mengasuh dua anaknya, setelah diasuh pembantu," kata Sri.
Menurut Sri, dari keterangan sang pembantu, pertengkaran antara Dian dan Rian makin sering terjadi dari awal 2013 sampai akhir 2013 hingga awal 2014.
Bahkan, kata Sri, sang pembantunya merasa kasihan sama dua anak mereka yang masih kecil, kalau majikannya bertengkar. "Kalau sudah begitu dan pertengkaran makin besar, biasanya dia diminta bawa anak-anak ke rumah mertua Rian," katanya. Sebab, kata Sri, rumah ayah Dian atau mertua Rian tak jauh dari rumah yang mereka tinggali.