Tak Mau Bayar Utang, Rentenir Cekik dan Banting Nesih Hingga Tewas
Warga Kampung Kebantenan RT 05/10, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, tersebut mengalami koma di rumah sakit,
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI -- Nesih Fufliawati (38) akhirnya meninggal dunia setelah meregang nyawa di Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jakarta Timur pada Senin (31/8) dini hari. Sebelum tewas, ia sempat koma selama enam hari di rumah sakit pelat merah tersebut.
Warga Kampung Kebantenan RT 05/10, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, tersebut mengalami koma di rumah sakit, setelah kepalanya dibenturkan ke aspal oleh Alex Marbun, seorang rentenir yang biasa meminjamkan uang di daerah tempat tinggal korban. Selain luka di kepala, leher korban juga sempat dicekik sehingga kesulitan untuk bernapas.
Sementara Alex yang sempat diamankan warga usai menganiaya korban, berhasil melarikan diri setelah dijemput oleh rekannya menggunakan sepeda motor. Alex lolos dari jeratan warga, saat perhatian warga tengah terfokus pada kondisi korban yang tersungkur usai dianiaya pelaku.
Yona (40), tetangga korban, mengatakan bahwa kejadian pemukulan ini begitu cepat dan di luar dugaan. Insiden ini dipicu masalah utang korban sebesar Rp 300.000. Sesuai perjanjian, korban harus membayar utangnya dengan cara mencicil sebanyak 24 kali sebesar Rp 15.000 per hari.
Saat memasuki cicilan ke-delapan, korban berjanji akan melunasi seluruh utangnya pada Selasa (1/9). Alex yang tak sabar kemudian menagih uangnya ke korban sepekan lebih awal atau Selasa (25/8).
Korban yang belum memiliki uang tentu saja menolak untuk membayar. Sedangkan pelaku terus memaksa Nesih untuk segera melunasi utangnya. "Adu mulut antara korban dan pelaku akhirnya tak bisa dihindarkan," ujar Yona saat ditemui di rumah korban pada Senin (31/8) siang.
Lalu, kata Yona, karena kesal kepada pelaku yang terus mendesaknya, spontan Nesih melemparkan segelas air yang ada di lokasi. Saat itu, Nesih bersama Yona dan dua rekannya sedang menikmati makan siang di warung yang tak jauh dari rumah mereka.
"Bu Nesih sempat melemparkan air dari gelas, tapi tidak kena pelaku. Dia melakukan itu untuk mengusir pak Alex," jelas Yona.
Cekik-banting
Di luar dugaan, Alex yang emosinya tersulut langsung mencekik leher Nesih dan membanting tubuh perempuan itu. Kepala Nesih bagian kiri terbentur aspal. Merasa belum puas, pelaku lalu menindih tubuh korban yang tak berdaya tersungkur di jalanan. Hingga akhirnya, korban tak sadarkan diri dengan tubuh bersimbah darah.
Warga yang melihat kejadian itu segera mengamankan Alex. Bahkan beberapa warga di sana ada yang memukul kepala Alex yang saat itu masih mengenakan helm dengan tangan kosong. Saat perhatian warga tersita oleh kondisi Nesih, ada rekan Alex datang ke lokasi.
Dengan dibonceng sepeda motor, akhirnya Alex berhasil melarikan diri. Sementara sepeda motor Alex diamankan warga. Oleh warga sekitar, Nesih lalu dibawa ke Rumah Sakit Kartika Husada, Jatiasih, yang tak jauh dari rumah. Namun karena ada benjolan besar di kepala sebelah kiri, akhirnya korban dirujuk ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur.
Di rumah sakit itu, korban menjalani operasi untuk menyembuhkan luka yang ada di kepalanya empat hari kemudian. Meski demikian, kondisi korban tidak ada perkembangan dan tetap tak sadarkan diri.
Hingga akhirnya, korban mengembuskan napas terakhir pada Senin (31/8) pukul 01.50. "Informasi yang beredar, pembuluh darah bu Nesih yang ada di kepala pecah," kata Yona.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.