Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Perampok Dengan Mudah Ambil Rp 20 Juta di Brankas Seven Eleven

Solusi agar tempat penyimpanan uang harus disimpan di dalam brankas yang sulit ditemukan para perampok.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Perampok Dengan Mudah Ambil Rp 20 Juta di Brankas Seven Eleven
Kontan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kasie Humas Polsek Tebet,‎ Aiptu Recky ‎mengatakan para pelaku perampokan Seven Eleven di Tebet, Jakarta Selatan menggunakan sepeda motor saat melakukan aksi perampokan itu. Pihaknya masih menyelidiki kasus perampokan itu. "Mereka naik motor, berdasarkan keterangan saksi. Tapi, kami masih menyelidiki kasus tersebut," ucapnya.

Menurutnya kondisi di Jalan KH Abdulah Syafei, Tebet Timur, Tebet, Jakarta Selatan‎ tidak begitu rawan perampokan. Karena kondisi arus lalu lintas sangat padat. Mungkin memang kondisi jalan sedang sepi sehingga dimanfaatkan oleh kawanan perampok.

‎Dihubungi secara terpisah, Kriminolog dari Universitas Indonesia, Eko Haryanto menilai maraknya aksi perampokan ‎di mini market 24 jam pada malam hari karena sistem pengamanan yang kurang baik. Oleh sebab itu, dia memberikan solusi agar tempat penyimpanan uang harus disimpan di dalam brankas yang sulit ditemukan para perampok.

Eko mengatakan mahasiswa di Universitas Indonesia telah melakukan riset terkait aksi perampokan yang marak dilakukan di mini market 24 jam di kawasan Depok. Dari hasilnya, kebanyakan para perampok melakukan aksinya pada malam hari dengan pola yang sama.

Dimana, para pelaku kejahatan kebanyakan menutupi wajahnya dan dibekali oleh senjata api.

Sehingga, dia menilai seharusnya pengamanan di mini market seperti di luar negeri dengan menggunakan sistem Crime Prevention Through Environment Design (CPTED).

Sistem itu, menurutnya sudah digunakan di perbankan Australia. Hal ini mereka lakukan untuk mencegah aksi perampokan. Dimana Design enterior dari mini market seharusnya menyusahkan para pelaku kejahatan.

BERITA REKOMENDASI

Namun, pada kenyataannya saat ini, tempat penyimpanan uang hanya berada di satu lokasi yaitu kasir.

"Seharusnya mini market 24 jam membangun sistem yang sifatnya desain bangunannya yang memudahkan memonitor. Seperti bentuk berliuk-liuk ketika ingin ke tempat penyimpanan uang," kata Eko.

Brankas penyimpanan uang, kata dia, dirasa sangat perlu. Sehingga, uang tidak selama satu hari berada dalam kasir.

Jadi, para pelaku kejahatan tidak dapat mengambil atau merampok uang di mini market.

"Harus mempersulit pelaku dalam melakukan aksi seperti ada berankas, terus counter petugas kasir ‎hanya lubang sekat kecil dengan difasilitasi kaca anti peluru. Ini salah satu cara untuk mencegah aksi perampokan," kata dia.


Dia menilai pengamanan di mini market 24 jam masih sangat lemah. Selain tidak ada sistem yang terintegrasi dengan pihak kepolisian, kata dia, petugas keamanan juga tidak disiagakan disana.

"Sebenarnya ini kejahatan yang konvensional‎ dan memiliki mobilitas tinggi‎," tuturnya.

Menurutnya, pihak kepolisian sebenarnya sudah mengetahui siapa saja pelaku kejahatan perampokan di mini market 24 jam. Hal ini karena melihat aksi kejahatan yang konvensional.

Ketika ditanya soal perampok yang membekali diri dengan senjata api, kata dia, adalah salah satu cara menakut-nakuti petugas. Selain itu, itu adalah cara saat perampok dikepung massa untuk melarikan diri.

"Kan kita tahu sendiri masyarakat kalau melihat itu akan main hakim sendiri," ungkapnya.

Namun, dia tidak menyalahkan masyarakat. Akan tetapi, dia melihat perdagangan bebas senjata api rakitan di pasar bebas menjadi suatu cara dari perampok untuk melakukan aksinya.

‎"Pembekalan senjata api adalah salah satu cara mengamankan diri dari massa yang suka main hakim sendiri membuat pelaku membekali diri. Senpi kan bisa sewa atau membeli di pasar gelap," kata dia.(Bintang Pradewo)‎

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas