Keluh Kesah Pejabat 'Korban' Ahok
Basuki dinilai hanya orang yang mau mendengar gosip, laporan sepihak, fitnah, tidak benar,semua dijadikan dasar pemecatan
Editor: Hendra Gunawan
"Sebuah program kerja, untuk mewujudkannya perlu proses yang cukup panjang. Karena keterkaitan dengan aturan dan hukum. Tapi, kadang Pak Gubernur tidak mau melihat itu. Dia hanya meminta hasilnya saja tanpa mau melihat proses. Bahkan kadang menabrak aturan karena tidak ada payung hukumnya. Tapi kita terpaksa melakukannya," kata salah satu mantan pejabat yang enggan menyebutkan namanya tersebut.
Apalagi, lanjutnya, Ahok juga kerap mengabaikan prestasi yang telah dilakukan oleh pejabat. Sistem yang diterapkan tidak boleh ada sedikit pun kesalahan yang dilakukan.
"Padahal banyak prestasi yang saya lakukan. Sehebat apapun pekerjaan yang kita lakukan, tapi ketika ada kesalahan sedikit saja, jabatan langsung diturunkan. Lagipula kita kerja tiga sampai enam bulan bisa dapat apa sih, kan proses pengerjaannya itu panjang," katanya.
Namun, pejabat lainnya, menganggap wajar hal tersebut. Pasalnya, Ahok sebagai pimpinan tertinggi di Pemprov DKI.
"Jangankan kita yang cuma jadi pegawainya, Partai Gerindra saja yang mengusung dia jadi Wagub DKI, bisa seenaknya 'dimentahkan,' apalagi kami," kata pejabat lainnya.
Tak hanya itu, kata pejabat eselon Iainnya, Ahok juga kerap langsung memvonis kesalahan pegawainya. Yaitu tidak mendengarkan penjelasan dari pegawainya terlebih dahulu.
"Ahok selalu langsung main tembak pegawainya, main pecat, tukang pecat, kalau dia nilai, ada kesalahan. Padahal, tidak selalu yang informasi didengarnya benar. Sialnya, dia tidak mau melakukan kroscek terlebih dahulu, tapi langsung menyalahkan pegawainya," katanya.
Ia pun menyarankan agar para pejabat yang baru dilantik bisa mengantisipasi hal tersebut.
"Kalau mau berdebat dengan Ahok jangan di forum atau rapat. Karena Ahok tidak akan mendengarkan apa yang akan kita sampaikan untuk membantah. Tapi harus bertemu langsung dan menjelaskannya," katanya.
Sedangkan pejabat lain, berseloroh, bahwa saat ini, pejabat sedikit bernapas lega, dengan perginya sang Gubernur ke Rotterdam, Belanda, untuk meninjau tata air dan reklamasi di sana.
"Saya yakin, sekarang pejabat sedang bernapas lega, karena Gubernur lagi ke Belanda. Jadi aman sampai Kamis nanti, hahah," kata seorang pejabat berseloroh.
Perkaya Kualitas Diri
Sementara itu, Joko Kundaryo, mengambil tanggapan positif atas distafkan dirinya. Menurut Joko, saat ini, ia lebih banyak belajar di Badan Diklat.
"Sekarang saya, istilahnya sekarang lagi, 'ngecharge' diri saya. Memperkaya diri dengan belajar di sini," kata Joko.