Jakarta Tiru Singapura untuk Pengolahan Air
Dengan kebijakan menjadikan satu kedua perusahaan itu, dapat mengatasi permasalahan kekurangan air di Jakarta
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, menggabungkan dua Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI yang berfungsi mengelola air limbah serta air bersih, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jaya dengan PD Pengelolaan Air Limbah (PAL) Jaya.
"Di dalam workshop ini, Anda setuju atau tidak, saya tetap akan menggabungkan PDAM dengan PD PAL Jaya. Di Singapura, juga cuma satu badan kok yang mengolah air limbah jadi air bersih," ujar Ahok memberikan kata sambutan saat Workshop Rencana Penggabungan PDAM Jaya dan PD PAL Jaya di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, Selasa (6/10/2015).
Ahok berharap, dengan kebijakan menjadikan satu kedua perusahaan itu, dapat mengatasi permasalahan kekurangan air di Jakarta. Menurutnya, tidak seharusnya Jakarta kekurangan air kalau pengolahannya baik.
"Pemikirannya, kalau PD PAL Jaya untuk (mengolah) air limbah, masa air Sungai Ciliwung enggak bisa diolah menjadi new water sih. Kita kan punya 13 sungai, kalau semua air sungai itu bisa diolah menjadi new water, maka kita akan memiliki pasokan air baku yang banyak," ucap Ahok.
Ahok memerintahkan kedua perusahaan BUMD itu untuk membuat anggaran pembuatan pipa sambungan dari rumah ke rumah. Pemprov DKI, kata Ahok, siap memberikan Rp 20 Triliun - Rp 40 Triliun demi pengolahan air.
"Tetapi untuk biaya pengolahan air limbah, rumah orang kaya harus bayar lah. Kecuali warga miskin, khususnya (penghuni) di rusun enggak perlu bayar," jelas Ahok.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.