'Keranda Bergerak Sendiri, Saya Tepuk Saja Mayatnya'
"Kejadiannya pas malam Jumat, saya lagi jaga di ruang jenazah. Tiba-tiba keranda mayat korban pengeroyokan bergerak sendiri," ujar Mursito (50).
Editor: Rendy Sadikin
"Saya anggap pekerjaan saya ini sebagai ibadah dan saya bersyukur dengan pekerjaan ini saya bisa membantu orang," ungkapnya.
Segudang pengalaman telah dia rasakan selama menjadi petugas kamar mayat.
Misalnya, Dedi sering diprotes oleh keluarga korban karena tak sabar ingin cepat membawa jenazah anggota keluarganya.
"Keluarga korban datang ke kamar mayat dan marah-marah, mereka mau mengambil jenazah keluarganya. Tapi sesuai aturan harus menunggu
surat dari polisi dulu. Paling saya coba tenangkan mereka dan beri mereka pengertian," katanya.
Selama hampir 26 tahun bertugas, berbagai bentuk mayat telah dia tangani, mulai yang masih utuh hingga sudah tak berbentuk.
Kadang, korban yang sudah tak utuh adalah korban kecelakaan.
Doakan jenazah
Dedi Subandi punya ritual khusus sebelum menangani jenazah.
"Pertama saya berdoa kepada Allah, lalu saya dekati jenazahnya dan saya doakan jenazah tersebut," katanya.
Ia selalu mendoakan semua jenazah yang ia tangani.
Bahkan, ia tetap mendoakan jenazah yang merupakan pelaku kejahatan.
Ia memiliki kewajiban untuk mendoakan semua jasad yang ia terima.
Setelah didoakan, baru ia lakukan identifikasi, mulai dari memfoto, mencatat data jasad tersebut serta mencatat semua yang melekat di tubuh jasad.
"Kalau sudah beres semu baru saya mandikan dan dikafani," terangnya.
Ia juga punya cara khusus agar bisa tahan dengan bau busuk dari mayat.
"Saya harus langsung dekati mayat tersebut, agar hidung saya bisa beradaptasi," jelasnya.
"Kalau sudah dekat dengan mayatnya, saya bisa terbiasa," lanjutnya.