Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sekali Bobol Tas Penumpang, Porter Lion AIr Diupah Rp 100 Ribu Oleh Sekuriti

Mereka mendapat upah dari pihak sekuriti yang berperan sebagai penadah barang curian.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Sekali Bobol Tas Penumpang, Porter Lion AIr Diupah Rp 100 Ribu Oleh Sekuriti
KOMPAS.com/YOGA SUKMANA

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG -- Dua porter maskapai Lion Air yang diringkus Polresta Bandara Soekarno-Hatta mengaku bahwa setelah membobol koper penumpang, mereka mendapat upah dari pihak sekuriti yang berperan sebagai penadah barang curian.

Diberitakan sebelumnya oleh Warta Kota, Polresta Bandara Soekarno-Hatta menangkap dua porter dan dua sekuriti maskapai Lion Air akibat membobol isi koper milik penumpang pada akhir Desember 2015 kemarin di Terminal 1C Bandara Soekarno-Hatta .

Aksi para tersangka terbongkar setelah terekam kamera CCTV. Keempat orang yang ditangkap, yakni dua porter atas nama Saefulloh (22), dan Madun (29), serta dua petugas sekuriti bernama Angga Jaya Pratama (28), dan Andi Hermanto (29) juga sudah resmi ditahan polisi.

"Diupahnya relatif, antara Rp 50.000 sampai Rp 100.000 sekali membobol. Saya sudah 13 kali melakukan ini, " ujar porter bernama Saefulloh, Selasa (5/1/2016) kepada tim penyidik di ruang pemeriksaan Polresta Bandara Soekarno-Hatta.

Menurut Saefulloh, upah yang diterima dirinya tergantung barang-barang apa saja yang berhasil dilucuti dari koper yang dibobolnya.

"Tergantung nominal barang yang didapat. Misalnya saya dapat handphone, lalu barangnya saya kasih sekuriti. Barangnya ditadah sekuriti, lalu dijual dulu, " katanya.

Namun, sebelum barang curian dijual, sekuriti terlebih dulu memberikan upah awal kepada sang porter, biasanya sebesar Rp 50.000.

Berita Rekomendasi

"Kalau barangnya sudah terjual, hasil penjualan barangnya nanti dibagi (dengan sekuriti-red), " kata Saefulloh yang sudah setahun bekerja sebagai porter tersebut.

Saefulloh pun membenarkan bahwa saat pertama kali menjadi porter, ia mendapat tekanan luar biasa dari sekuriti dan porter senior.

"Saya diancam akan dianiaya dan dipukuli kalau nggak mau ikutan. Ya terpaksa ikutan akhirnya. Aturan mainnya udah begitu, " kata warga Kalideres, Jakarta Barat tersebut.

Mengenai modus pembobolan, para porter umumnya menggunakan bolpoin atau kunci untuk merusak gembok koper.

"Ditusuk-tusuk saja. Baru kalau sudah bisa dibuka saya rogoh barang berharga yang bisa diambil," kata Madun, porter lainnya.

Madun menambahkan, ia tidak menargetkan koper-koper tetentu untuk dibobol.

"Ya acak saja milihnya. Tapi kalau koper yang di wraping nggak mau saya bongkar. Soalnya lama. Kami cuma punya waktu sedikit buat bobol koper," kata pria yang juga mengaku sudah beberapa kali mencuri koper milik penumpang.

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas