Ayah Mirna Tak Mau Curigai Orang Terkait Kematian Anaknya
Kasus Wayan Mirna Salihin (27), perempuan yang tewas usai minum kopi di sebuah mall yang diduga diracun seseorang menjadi perhatian banyak pihak.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus Wayan Mirna Salihin (27), perempuan yang tewas usai minum kopi di sebuah mall yang diduga diracun seseorang menjadi perhatian banyak pihak.
Banyak informasi beredar, pelaku nekat membubuhi racun di kopi yang dipesan Mirna lantaran pelaku memiliki dendam.
Namun belum diketahui pasti apa motifnya, apakah berlatar belakang asmara atau lainnya.
Dermawan Salihin ayah dari korban menghaku dirinya tidak menaruh curiga pada siapa pun terkait kematian anaknya tersebut.
"curiga, gak boleh lah curiga, jangan suudzon. Biarkan saja polisi yang menyelesaikan. Saya tidak mau komentar yang aneh-aneh," ujarnya di rumah duka Dharmais, Jakarta Barat, Minggu (10/1/2016).
Pantauan Tribunnews.com saat ini keluarga tengah menggelar acara kebaktian untuk mendoakan dan memberikan penghormatan terakhir kepada Mirna.
Selesai itu, jenazah akan dibawa untuk dimakamkan di Gunung Gadung, Bogor, Jawa Barat.
Mobil ambulance yang akan membawa jenazag sudah siap.
Polisi dari satuan Patwal Polres Jakarta Barat juga sudah siap untuk mengawal iring-iringan jenazah.
Sebelumnya, Sabtu (9/1/2015) tengah malam polisi menjemput jenazah Mirna ke rumah duka Dharmais dan membawanya ke RS Polri Kramat Djati.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Krishna Murti mendatangi rumah duka bersama Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Metro Jaya, Kombes Pol Musyafak serta Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Herry Heryawan.
Krishna dan Musyafak datang sekitar pukul 21.30.
Keduanya datang sama-sama mengenakan jaket hitam.
Mereka lekas berbicara dengan keluarga di salah satu meja.
Sementara pelayat terus berdatangan.
Sedangkan polisi-polisi muda dan anggota berdiri diluar ruang duka.
Pihak keluarga tak memperbolehkan wartawan mengambil gambar dari dekat.
Selanjutnya pembicaraan baru selesai pukul 23.00.
Kemudian Musyafak mengontak RS Polri Kramat Djati dan meminta ambulance dikirim segera.
Sekitar 15 menit kemudian ambulance tiba dan masuk sampai depan pintu ruang duka.
Peti jenazah berwarna putih itu kemudian digotong keluar dan dinaikkan ke dalam ambulance.
Ambulance kemudian dikawal dengan iring-iringan mobil polisi menuju RS Polri Kramat Djati.
Krishna mengatakan, pihaknya menduga ada tindak pidana di kasus kematian Mirna.
"Dugaannya ada (tindak pidana-red)," kata Krishna kepada wartawan,sesaat sebelum jenazah dibawa ke RS Polri Kramat Djati.
Krishna mengungkapkan, dugaan tersebut muncul setelah polisi memeriksa saksi kunci.
"Dari keterangan salah satu saksi, mungkin kematian korban tidak wajar," ujar Krishna.
Makanya, kata Krishna, untuk mengetahui itu lebih jelas dan pasti, pihaknya meminta keluarga untuk mengijinkan dilakukannya autopsi.
"Tadi kami bilang kepada keluarga bahwa kami menduga ada tindak pidana. Tapi apabila tak diautopsi, maka kasus kami tutup. Lalu keluarga setuju," ungkapnya.
"Sehabis autopsi, jenazah akan segera dibawa kembali ke sini, sebab Minggu pagi akan dimakamkan," imbuh dia.