Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Jakarta Takkan Ikut Gafatar Bila Kehidupannya Sudah Baik

Ribuan orang sudah terhasut untuk bergabung ke organisasi masyarakat (Ormas) Gerakan Fajar Nusantara

Editor: Sanusi
zoom-in Warga Jakarta Takkan Ikut Gafatar Bila Kehidupannya Sudah Baik
TRIBUN TIMUR/Fahrizal Syam
Eks Gafatar 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ribuan orang sudah terhasut untuk bergabung ke organisasi masyarakat (Ormas) Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Mereka meninggalkan kehidupan mereka, untuk pergi ke tempat baru mencari kehidupan yang lebih baik.

Salah satu destinasi mereka adalah Mempawah, Kalimantan Barat. Ada ribuan anggota Gafatar yang memulai hidup baru ditempat tersebut, sebelum akhirnya beberapa pekan lalu warga sekitar mengusir mereka. Warga khawatir dengan ajaran Gafatar yang dianggap menyimpang.

Sebagian dari anggota Gafatar yang mengungsi adalah warga Jakarta. Adhyaksa Dault, yang berminat maju pada pemilihan Gubernur DKI, Jakarta 2017 mendatang, mengaku sudah sempat bertemu dengan anggota Gafatar yang sudah insyaf tersebut, saat ditampung di Cibubur, Jakarta Timur.

Oleh mantan anggota Gafatar itu, Adhyaksa diceritakan bahwa mereka tertarik hijrah karena dijanjikan kehidupan yang lebih baik. Kasus yang sama juga terjadi pada ribuan anggota Gafatar lainnya.

"Intinya sebenarnya mereka ingin hidup yang lebih baik buat anak dan keturunan mereka," tutur Adhyaksa saat diwawancara Tribunnews.com.

Mereka mudah terhasut oleh janji tersebut, karena di Jakarta mereka nyaris tidak punya apa-apa. Oleh karena itu mereka tidak punya pilihan lain, selain ikut hijrah ke Mempawah, memulai kehidupan baru bersama ribuan anggota Gafatar lainnya.

Menurutnya kedepannya kasus serupa harus bisa diantisipasi, agar tidak ada warga yang terjerumus ke organisasi sejenis. Pemerintah Provinsi (Pemprov) bisa berpartisipasi mengantisipasi hal itu, melalui kebijakan-kebijakannya yang dapat menjawab permasalahan.

BERITA TERKAIT

Pemprov harus bisa membangun Jakarta, untuk menyediakan lahan pekerjaan bagi warganya, dengan penghasilan yang cukup. Sehingga ke depannya tidak ada lagi warga yang terjerumus ke organisasi seperti Gafatar.

Selain itu kebutuhan sosial warga Jakarta juga harus terpenuhi. Pembangunan ibukota menurutnya jangan hanya berorientasi fisik saja, aspek sosial dan moral warga juga harus dipertimbangkan. Sehingga tercipta masyarakat yang kuat, yang tidak mudah terhasut oleh janji-janji semu.

"Selama ini pembangunan di JaKarta hanya dimonopoli oleh pembangunan fisik yang dikuasai oleh segelintir orang orang kaya. Sementara pembangunan moralnya kosong," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas