Demam Berdarah Telan Korban, Seorang Bocah Meninggal Dunia di Tebet
Korban dari DBD adalah seorang anak SD berusia 9 tahun di RSUD Budhi Asih 30 Januari lalu.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada musim hujan banyak genangan air yang terjadi di sekolah-sekolah membuat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) banyak terjadi di wilayah Tebet, Jakarta Selatan.
Bahkan, beberapa waktu lalu, karena DBD seorang pelajar Sekolah Dasar Negeri (SDN) 05 Tebet Timur meninggal dunia.
Korban dari DBD adalah seorang anak SD berusia 9 tahun di RSUD Budhi Asih 30 Januari lalu.
Warga Tebet Timur Raya RT 10/10 No. 129D yang diketahui bernama Rayhan Desfarel Tri W meninggal di masa mudanya akibat menderita DBD.
Hal ini disampaikan oleh Camat Tebet, Mahludin saat dihubungi Warta Kota, Kamis (4/2/2016).
Menurutnya kasus penyakit yang disebabkan nyamuk aedes aegypti itu memang banyak mengenai para pelajar.
"Kasus DBD di Tebet memang lumayan banyak. Kemarin ada kelas 5 SDN 05 Tebet Timur meninggal dunia akibat DBD," kata Mahludin.
Menurut dia pihak Kecamatan Tebet sudah melakukan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) setiap hari Rabu. Namun, untuk wilayah Sekolah memang sedikit kesulitan menjangkaunya setiap hari.
"Kami selalu PSN khusus setiap Rabu. Mungkin DBD ini karena cuaca yang sudah masuk musim hujan," tuturnya.
Oleh sebab itu, dia sudah membuat surat kepada setiap sekolah yang ada di Tebet. Agar lebih digalakan kegiatan Jumantik. Dimana, mereka harus menjaga lingkungannya agar tetap bersih. Agar jentik nyamuk tidak bersarang di sekolah.
"Memang saat PSN kita temukan banyak sekali jentik nyamuk itu di sekolah dan rumah sakit. Kebanyakan yang terkena penyakit DBD rata-rata adalah anak-anak usia sekolah," ucapnya.
Berdasarkan data yang diterima Warta Kota dari Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan mencatat sampai 29 Januari 2016, kasus DBD sudah mencapai 117 kasus. Sebanyak 21 kasus terbanyak di Kecamatan Kebayoran Baru. Kemudian Kecamatan Kebayoran Lama 17 kasus dan Jagakarsa 16 kasus.
Tingkatkan PSN
Wali Kota Jakarta Selatan, Tri Kurniadi, menegaskan, bahwa kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di masyarakat jangan terkesan seremonial dan dipandang sebelah mata, tapi bagaimana agar masyarakat sadar betul akan pentingnya program 3M (menguras, mengubur, menutup).
"Hari Jumat kita melakukan 'serangan', semua melakukan kegiatan PSN. Makanya saya berkali-kali bilang kalau melakukan PSN jangan seremonialnya, tapi bagaimana mereka melakukan melakukan 3M," tegas Tri.
Dia menilai program 3M mampu memutus perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypty paling efektif. Dengan begitu kasus DBD bisa ditekan. Maka itu, sambungnya, PSN bertujuan mendorong masyarakat agar lebih gencar melakukan program 3M.
"Kalau di fogging yang mati cuma nyamuk aja, jentik nggak mati. Ini yang kita dorong ke masyarakat melakukan 3M itu. Minimal di keluarganya sendiri, kandang burung, kaleng-kaleng bekas, dan barang-barang yang menimbulkan dan menampung air," kata Tri.
Penulis: Bintang Pradewo