Reza Patria bilang Adhyaksa Dault Bukan Pimpinan Karbitan
Sosok Adhyaksa Dault Mantan Menteri Pemuda dan olahraga itu juga punya proses menjadi pemimpin dan punya karatker kental saat dia menjadi pemimpin.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sosok Adhyaksa Dault. Mantan Menteri Pemuda dan olahraga itu juga punya proses menjadi pemimpin dan punya karatker kental saat dia menjadi pemimpin.
Anggota DPR RI Komisi II, Riza Patria mengatakan, Adhyaksa bukan pemimpin karbitan, pria yang juga pernah menjadi Ketua KNPI itu diuji oleh banyak proses sehingga menjadi seorang pemimpin.
"Saya kenal betul dengan beliau, saat sekolah di Al Azhar hingga menjadi ketua KNPI, hingga menjadi Menteri sekalipun, beliau pemimpin yang sangat luar biasa. Berkarater," ungkap Riza saat ditemui wartawan di acara pendaulatan Adhyaksa Dault oleh keluarga besar Al Azhar untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta tahun 2017 di Pelataran Mesjid Al Azhar, Jumat (26/2).
Lebih lanjut politisi Partai Gerindra itu mengatakan, ayah dua anak itu sudah kenyang semuanya. Maksudnya adalah, karirnya bergerak di bidang organisasi sudah pernah dilakukan, bergerak di bidang pendidikan sudah dilakukan, bergerak di bidang kepemudaan pernah dirasakannya, bergerak di bidang politik, juga pernah menjadi bagiannya.
Itu artinya, untuk menjadi seorang Gubernur DKI Jakarta, Adhyaksa dipastikan dalam kondisi dan posisi siap lahir dan batin.
"Jadi kita masyarakat Jakarta tidak perlu khawatir dan pasti tenang dipimpin pak Adhyaksa. Beliau pemimpin yang sangat soleh, berkarakter dan tegas. Beliau perduli dan sangat dekat dengan kerohanian, menggelar pengajian dan menghormati agama lain, itu sudah dilakukannya sejak dulu kala, jadi apalagi dan siapa lagi yang kita cari," paparnya
Tentu menjadi seorang Adhyaksa itu tidak seperti memutar telapak tangan. Kata Reza, saat menjadi pemimpin organisasi kepemudaan dan beranjak menjadi Menpora, butuh proses dan ujian yang sangat dahsyat dalam perjalanannya.
"Lantas kata siapa pak Adhyaksa tidak punya prestasi. Coba lihat sejarah dan renungkan, Undang-undang olahraga dan kemakmuran atlet lahir di saat kepemimpinan pak Adhyaksa saat jadi Menpora, itu karena konsistennya dalam setiap tugasnya. Yang terpenting lagi, beliau tidak korupsi,"katanya.
Sesepuh Al Azhar, KH.Moehammad Zain juga setuju dengan apa yang diungkapkan politisi Partai Gerindra tersebut. Kata dia, pemimpin yang perlu diperhatikan yang pertama adalah pemimpin itu harus berakhlak baik, soleh, dan mengenal lingkungan dengan baik namun harus tegas.
"Allah memberikan rezeki itu semua kepada seorang Adhyaksa Dault," kata pria yang juga pendiri Al Azhar Bekasi itu. Seperti diketahui, Ahdyaksa kembali didaulat oleh lapisan masyarakat DKI Jakarta untuk menjadi Calon Gubernur DKI Jakarta tahun 2017.
Kini giliran Eksponen Al-Azhar Jakarta yang akan mendaulat mantan Ketua KNPI itu menjadi orang nomer satu di ibukota periode 2017-2022. Pendaulatan dilaksanakan di Pelataran Mesjid Al-Azhar setelah shalat Jumat.
” Adhyaksa lahir dari Al Azhar untuk umat di Jakarta," tambah kyai ternama di Jakarta itu.
Yang mendaulat Adhyaksa adalah eksponen Al-Azhar. Eksponen tersebut terdiri dari semua unsur yang ada di Al-Azhar.
Diantaranya adalah Alumni Sekolah Islam Al Azhar (ASIA), Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan (LPK), Al Azhar Seni Bela Diri, Al Azhar Youth Leader Istitute (AYLI), Waqaf Al Azhar, Forum Guru Al Azhar, Kemasjidan Al Azhar, Pengajian Ibu-Ibu Al Azhar, Youth Islamic Study Club (YISC), Forum Silaturahmi Pensiunan Al Azhar (FORSIPA), Jam'iyyah Sekolah Islam Al Azhar (Orang Tua Siswa Al Azhar), Pendidikan Muballigh Al Azhar (PMA.), Lembaga Muhtadin Al Azhar (LTA), Jama'ah Al Azhar.
” Ini karena pak Adhyaksa merupakan putra terbaik Al-Azhar, jebolan Al-Azhar yang sangat layak menjadi Gubernur Jakarta. Kami konsen ke kondisi ini, karena kami tidak mau lari dari kenyataan bahwa calon Gubernur yang lain yakni Ahok (Basuki Tjahaja Purnama, Red), tidak sesuai dengan hati nurani kami sebagai keluarga besar Al-Azhar,” urai koordinator acara Faisal Moeliza.
Faisal menambahkan, tidak sulit mencari sosok yang tegas, amanah, berani melawan siapapun, tidak korupsi, tidak membela suatu golongan, bisa mendekati semua lapisan masyarakat, berjiwa muda dan tentunya amanah.
”Kata siapa sosok tersebut tidak ada di manusia lain, Adhyaksa malah lebih lengkap dari karakter yang diperlukan Jakarta,” jelasnya.
Ini bukan pendaulatan pertama bagi Adhyaksa Dault. Penggemar Iwan Fals itu sudah didaulat di Kartika Chandra, Oktober silam oleh tokoh-tokoh besar di ibukota.
Selain itu sudah puluhan pondok pesantren dan pengajian yang mendaulat Adhyaksa untuk menggantikan Gubenur Ahok yang masih menjabat saat ini.
Pengajian di Tanjung Priuk, Habib di Madura, pengajian ibu-ibu di seluruh Jakarta. Diundang ke acara SMAN 2, acara Rohis dan OSIS se Jakarta, Majlis Taklim Istiqomah Duren Sawti, Jamiyatul Wadhliyah DKI, diundang ke Aksi Reformis Muda Trisakti, Komunitas musik Blasta (Belakang Stasiun) Pasar Minggu, didaulat oleh Habib Usman bin Ubaydillah bin Yahya, didaulat di Mesjid Al Ittihad Cibubur, Nurul Islam Fatahillah, Tambora, Mahasiswa Islam Gunung Jati, Matraman, diundang sharing bersama Uhamka,
Di Kebayoran Baru, menjadi penendang pertama dan penutupan Futsal antar Korwil The Jakmania-suporter Persija Jakarta,, didaulat di Al Hikmah jatibarang, Pulogadung, mengisi ceramah dan tausiyah setiap subuh ke Mesjid-mesjid diantaranya adalah Al Ikhlas Kemayoran, didaulat di Kediaman Habib Syechon bin Mustafa Al Bahr, di Kwitang bersama habib-habib dan masih banyak lagi agenda Adhyaksa Dault yang dijalani hampir setiap hari.
Pria yang hobi main musik itu juga bukan hanya didaulat oleh kalangan muslim saja. Di FX Senayan Jakarta, Adhyaksa didaulat oleh Komponen Lintas Agama, dan pendaulatan dilakukan oleh puluhan pendeta yang mendukung pria yang juga kenyang di organisasi kepemudaan itu.