10 Beko Siap Ratakan Kalijodo, Besok
Kawasan hiburan malam dan prostitusi Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, tinggal menghitung jam.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNES.COM, JAKARTA -- Kawasan hiburan malam dan prostitusi Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, tinggal menghitung jam.
Sesuai dengan rencana awal, Senin (29/2/2016) besok, Kalijodo yang selama ini selalu ingar bingar di malam hari, bakal diratakan dengan tanah.
Sekitar 10 unit alat berat jenis ekskavator atau beko (backhoe) telah disiapkan untuk membongkar bangunan di kawasan tersebut.
Ekskavator berbagai ukuran itu sudah siap sejak Sabtu (27/2) kemarin.
Sebanyak 8 ekskavator ditempatkan di Jalan Bidara Raya, tepatnya di pinggir Kali Kerendang.
Sedangkan dua lagi ditempatkan di pinggir Jalan Pangeran Tubagus Angke, tak jauh dari akses masuk ke Kalijodo.
Sementara itu, di sepanjang kawasan Kalijodo, kemarin warga tampak membongkar bangunan mereka sendiri.
Mereka terlihat mengambil bagian dari bangunan yang masih bisa dipakai, mulai dari kayu, besi, hingga seng.
Barang-barang tersebut kemudian dibawa dengan menggunakan mobil pikap.
Sebagian bangunan yang ada di Kalijodo terlihat sudah terbongkar habis. Meski demikian, ada pula bangunan-bangunan lain yang tampak masih utuh.
Situasi di kawasan Kalijodo sendiri sudah mulai sepi dan tidak ada kegiatan sama sekali kecuali warga yang sibuk melakukan pembongkaran.
Anggota kepolisian dari kesatuan Brimob dan Sabhara juga masih berjaga-jaga di pintu masuk menuju Kalijodo.
Salah seorang warga, Juned (37), mengaku dirinya memang sengaja baru kali ini menyempatkan diri untuk mengambil barang-barang yang masih bisa dipakai.
"Baru sekarang sempat bongkar-bongkar, lumayan kan daripada hancur mending kita ambilin bisa dipakai lagi atau dijual," katanya, Sabtu (27/2).
Ia mengaku belum tahu apakah barang-barang di kontrakannya bisa diambil semua atau tidak karena waktu penertiban sudah semakin dekat.
Namun demikian ia berharap barang-barang itu bisa seluruhnya diselamatkan. Terlebih ia tidak memperoleh unit rusun seperti warga lainnya.
"Jadinya sekarang tinggal di rumah saudara di daerah Teluk Gong sana. Itu juga belum tahu mau kerja apaan nantinya setelah pindah, masih gelap," ujar pria yang sehari-harinya buka warung di Kalijodo tersebut.
Menurutnya apa yang dihadapinya sekarang adalah cobaan terbesar karena harus pindah setelah sekian lama tinggal di tempat tersebut tanpa ada uang kerohiman. Ia pun hanya bisa pasrah dengan keadaannya sekarang.
"Apalagi kan di tempat baru belum tentu enak, harus adaptasi lagi sama lingkungan baru," ucapnya. (jhs/ant/kps)