Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Perwira Polwan di Bogor Tangkap Pengedar Narkoba, Pakaian Nyentrik, Rela Tidur di Mobil

Hafal bau keringat anak buah, sering berantem dengan pengedar narkoba.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Kisah Perwira Polwan di Bogor Tangkap Pengedar Narkoba, Pakaian Nyentrik, Rela Tidur di Mobil
Facebook
Kasat Narkoba Kepolisian Resor Bogor Jawa Barat AKP Yuni Purwanti Kusuma Dewi SH dengan pakaian jins dan kaos menyamar lalu menangkap pengedar narkoba di Bogor. 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Ardhi Sanjaya

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR  -  Hafal bau keringat anak buah, sering berantem dengan pengedar narkoba.

Itulah gaya Kasat Narkoba Polres Bogor Ajun Komisaris Polisi (AKP) Yuni Purwanti Kusuma Dewi.

Perwira polwan kelahiran Porong, Sidoarjo, 23 Juni 1971 ini kerap kali mengecohkan para incaran pelakunya.

Baca Juga : Ada yang Bilang AKP Yuni Purwanti Kusuma Dewi Mirip Luna Maya

Penampilan yang nyentrik, membuat ibu dua anak ini tidak mudah dikenali, apalagi oleh para pelaku narkoba.

"Aku kan memang pakaiannya seperti ini, pakai kaos, celana levis bolong, sepatu converse," kata wanita berwajah cantik ini.

Kasat Narkoba Polres Bogor Ajun Komisaris Polisi (AKP) Yuni Purwanti Kusuma Dewi. memeriksa temuan paket ganja di sebuah rumah kontarakn di Kampung Cinapeu, Desa Cibanon, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (2/3/2016)
Berita Rekomendasi

Anak ketiga dari AKBP Sumardi (alm), pensiunan Secapa Polri ini, telah menorehkan prestasi yang cukup baik selama menjabat sebagai Kasat Narkoba.

Sepanjang 2015 saja, AKP Yuni telah mengungkap 137 kasus, dengan barang bukti 5 ton ganja, 2 kilogram sabu, 25 butir ekstasi, dan 2 gram heroin.

Menurut Yuni, dengan 30 anggota yang dimilikinya saat ini, sama sekali tidak menghalanginya untuk tetap memberantas peredaran narkoba di Kabupaten Bogor.

"Dibuat enjoy saja, walau tidak pulang, niat kami memberi yang terbaik untuk Polres Bogor, niat tanggung jawab dan keikhlasan bekerja," kata Polwan angkatan 1989 itu.

Ibu dari I Gede Aru Pradana dan I Made Niar Mayang yang sudah duduk di bangku kuliah tersebut, malah dianggap aneh oleh kedua anaknya jika hanya diam di rumah.


Pernah bertugas di panit 2 Subdit 2 Polda Jawa Barat ini, rela tidak pulang, bahkan menunda jam makannya hanya untuk menangkap buruannya.

"Dua-duanya kan sudah kuliah jadi sudah mengerti, aku sampai dibilang bu toyib sama anak-anakku, malah kalau belum ketangkap kadang kami itu tidak makan," ujarnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas