Perjuangan 180 Menit Susur Gorong-gorong Dekat Istana
"Banyak lumpur. Batasnya, buat kepala saya mentok,"
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Adi Suhendi
![Perjuangan 180 Menit Susur Gorong-gorong Dekat Istana](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/gorong-gorong-istana-5_20160305_195421.jpg)
Di tengah gelapnya gorong-gorong, Joko juga harus menundukkan kepalanya saat berjalan.
Alasannya, batas antara tanah dengan batas atas gorong-gorong berkisar 1,5 meter.
"Banyak lumpur. Batasnya, buat kepala saya mentok," ujar Joko setelah menyisir gorong-gorong kepada Tribunnews, Sabtu (5/3/2016).
Kedalaman air di gorong-gorong sebatas pinggang orang dewasa.
selain itu airnya pun membuat badannya gatal-gatal.
"Bau di dalam menyengat banget," keluhnya.
Hal serupa dialami rekannya, Mujamir.
Petugas Sudin Tata Air Jakarta Pusat tersebut harus menggaruk-garuk badannya setelah melakukan penyisiran di tengah kegelapan.
"Wah di dalam lumpurnya dalam mas. Airnya dalam, mana gatel. Ini pasukan semua masih gatel-gatel," ucap dia.
Selain itu di dalam gorong-gorong pun ia sulit bernafas akibat terbatasnya udara.
"Pengap. ventilasi udaranya tidak ada. Susah jalan karena ketinggian air di dalam saluran sepinggang," ujar Mujamir.
Sepuluh petugas yang melakukan penyusuran ini mengenakan sejumlah perlengkapan untuk keselamatan.
Di antaranya helm dan sepatu keselamatan, rompi pelampung dan celana panjang, sarung tangan karet, cat semprot, senter, headlamp dan masker.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.