Soal Mahar, Politisi Gerindra Ungkit Saat Usung Jokowi-Ahok di Pilgub DKI 2012
Saat itu tidak ada mahar buat partai mengusung Jokowi dan Ahok.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik membeberkan bahwa kenangan masa lalu saat Partai Gerindra dan PDIP mengusung Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2012.
Kata dia, saat itu tidak ada mahar buat partai mengusung Jokowi dan Ahok.
"Waktu Ahok dulu, waktu nyalon sama Pak Jokowi, baik Gerindra mau pun PDIP, sama sekali tidak ada itu mahar," ujar Taufik di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Jumat (11/3/2016).
Dia menjelaskan, segala pengeluaran saat Pilkada ditanggung oleh partai itu sendiri.
Untuk kampanye, seperti sewa mobil dan sound system (pengeras suara) biasanya partai yang biayai.
"Kampanye itu partai yang mengurus. Tanya saja Ahok. Gerindra tidak kenal mahar. Tanya Ahok, mana ada mahar buat Gerindra," kata Wakil Ketua DPRD DKI tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ahok mengatakan seorang pasangan calon yang maju di Pilkada harus mengantongi dana mencapai Rp100 miliar.
Ahok membeberkan tentang betapa mahalnya untuk seorang calon Gubernur maju Pilkada dengan usungan partai.
Untuk Pilkada DKI Jakarta, pasangan calon harus mengantongi dana hingga Rp 100 miliar untuk menggerakan mesin partai pengusung.
"Harta saya dikumpulin, jual semua kayaknya pas-pasan kalau segitu. Tidak deh, saya enggak mau partai ya begitu," kata mantan Bupati Belitung Timur tersebut.