Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Pilu Janjian Terapi Berujung Maut

Ada semacam gangguan syaraf di jari kaki kiri Abubakar yang membuat polisi bintang dua itu melakukan terapi.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kisah Pilu Janjian Terapi Berujung Maut
Repro/Warta Kota/Panji Baskhara Ramadhan
Foto: Abubakar Nataprawira semasa hidup bersama sang istri 

TRIBUNNEWS.COM -- MUSIBAH tak ada yang tahu datangnya,ia begitu saja datang tanpa pesan sebelumnya. Tidak ada yang menyangka awalnya Abubakar Nataprawira berniat melakukan terapi oksigen di chamber hiperbarik RS TNI AL Mintohardjo justru berujung celaka.

Mantan Kadiv Humas Mabes Polri itu datang ke RS TNI AL untuk menjalani terapi karena ia ingin menyembuhkan penyakit di jari kakinya. Ada semacam gangguan syaraf di jari kaki kiri Abubakar yang membuat polisi bintang dua itu melakukan terapi.

Baca juga: Dokter dan Dua Besan Tewas Mengenaskan, Terapi Hiperbarik Berujung Petaka

Abubakar memilih RS TNI AL karena melihat besannya Edi Suwandi melakukan terapi hiperbarik karena sakit di telinga. Mendapat cerita bahwa Edi bisa membaik kondisinya karena melakukan terapi hiperbarik, Abubakar pun berkeinginan mencoba.

Saat musibah terjadi itu merupakan kedua kalinya Abubakar menjalani terapi hiperbarik. Namun apa daya, Yang Maha Kuasa berkata lain, alih-alih ingin menyembuhkan penyakit justru ia dipanggil selamanya menghadap Sang Ilahi karena adanya ledakan di ruangan chamber hiperbarik tersebut.

"Baru dua kali (terapi). Yang pertama dulu juga sudah lama banget. Kemarin lakukan terapi lagi," kata istri Abubakar, Tri Murni.

Penyakit yang ada di kaki almarhum Abubakar, kata Tri sudah diderita selama enam bulan terakhir. Mungkin pada akhir-akhir ini berasa sakit yang membuat Abubakar melakukan terapi hiperbarik.

Berita Rekomendasi

"Kemarin bapak janjian sama besan di RSAL, saya memang tidak mengantar karena kerja. Bapak tertarik coba terapi karena besannya merasa lebih baik setelah terapi," katanya.

Tri Murny mengaku tidak memiliki firasat khusus saat suaminya hendak berpulang ke rahmatullah. Dikatakannya, pada hari nahas itu ia dan suami menjalani hari seperti biasa dan dirinya pun bekerja seperti biasa.

Namun memang kata Tri beberapa waktu belakangan Abubakar lebih banyak bergurau dengannya. Tri tidak berpikir negatif dengan sikap suaminya itu.

"Guraunya soal baju, waktu itu saya pakai baju warna terang lalu dibecandain sama almarhum," tuturnya.

Almarhum Abubakar, lanjut Tri juga lebih ceria sebelum meninggal dunia. Tri merasa lebih sering diperhatikan oleh suaminya itu, padahal sebelum-sebelumnya tidak seperti itu kebiasaan suaminya.

"Ya sekali lagi saya sih berpikir positif saja, tidak ada pikiran negatif. Tapi memang almarhum belakangan lebih ceria," ujar Tri.

Hujan Iringi Pemakaman Abubakar

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas