Kisah Pilu Janjian Terapi Berujung Maut
Ada semacam gangguan syaraf di jari kaki kiri Abubakar yang membuat polisi bintang dua itu melakukan terapi.
Editor: Hendra Gunawan
Pemakaman mantan Kadiv Humas Polri yang menjadi korban insiden di Rumah Sakit Angkatan Laut dr. Mintohardjo, Inspektur Jenderal Polisi (Purn) Abubakar Nataprawira sempat diiringi rintikan hujan gerimis.
Jenazah mendiang Abubakar sampai di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada 13.04 WIB, Selasa (15/3) langsung disambut pasukan dari Kepolisian yang mengiringi upacara pemakaman secara militer.
Baca juga: Firasat Ibu Dimas Sebelum Terjadi Ledakan
Sekitar 10 menit dalam perjalanan dari gerbang pemakaman menuju liang lahat, rintikan hujan sempat turun hingga pertengahan prosesi. Rintikan hujan yang berintensitas sangat kecil ini, sama sekali tidak mengganggu prosesi pemakaman.
Upacara pemakaman secara militer ini dipimpin Kadiv Humas Polri saat ini, Irjen Pol Anton Charlian. Pada pemakaman ini pasukan dari Polri dan gabungan angkatan TNI ikut dalam prosesi pemakaman.
Keluarga yang ditinggalkan mendiang tampak khidmat dan tabah saat prosesi pemakaman berlangsung. Setelah tembakan salvo dan penyerahan bendera ke keluarga, proses penguburan berlangsung. Sebelum liang lahat Abubakar kembali ditutup, Kompol Ali Mukaddam mengumandangkan Adzan terlebih dahulu.
Dalam sambutannya di upacara pemakaman, Irjen Pol Anton Charlian menyatakan Kepolisian kehilang sosok yang rajin dan teguh dalam tugas. "Ujian ini sangat mengejutkan, tetapi Tuhan berkehendak demikian," kata Anton.
Setelah liang lahat tertutup, secara bergantian keluarga korban merapat ke pusara Abubakar untuk mendoakan. Tri Murni, istri yang ditinggalkan Abubakar sempat menaburkan bunga dan melantunkan doa di pusara suaminya.
Sulistyo Terapi Agar Bugar
Sementara itu merasa kurang enak badan, Ketua Umum PGRI Dr Sulistiyo pamit izin ke rekan-rekannya sesama anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) untuk menjalani terapi di RSAL Mintohardjo, Jakarta, Senin (14/3).
Tak sampai dua jam, anggota DPD yang sebelumnya rapat bersama Sulistiyo kaget bukan kepalang. Mereka mendapat kabar, Sulistiyo meninggal dunia saat menjalani terapi di Herbarik Oksigen di RSAL Mintoharjo, Jakarta Pusat.
Seperti hari-hari biasanya, Senin pagi Sulistiyo terlihat hadir berkantor. Dengan penuh semangat, Sulistiyo yang kini menjadi anggota Komite III DPD RI atau Alat Kelengkapan, mengikuti rapat konsinyering berbagai RUU yang dibahas DPD. Salah satunya mengenai RUU Ketenagerjaan Luar Negeri. Rapat dimulai sekitar pukul 09.00 WIB.
"Sebelum jeda istirahat atau sekitar pukul 12.00 WIB, Pak Sulistiyo izin. Beliau merasa kurang enak badan. Beliau izin untuk menjalani terapi kesehatan di RSAL Mintohardjo," ujar Kabid Pemberitaan DPD RI Mahyu Darma.
Setelah rehat, Komite III DPD RI kembali melanjutkan rapat konsiyering.. Namun di sela-sela rapat, para senator ini mendapat kabar bahwa Sulistiyo telah meninggal dunia. "Kami mendapat kabar sekitar pukul 14.00 WIB. Kaget, pimpinan dan beberapa anggota DPD langsung ke RS Mintohardjo," lanjut Mahyu Darma.
Terapi dimulai sekitar pukul 11.30 WIB dengan membuat oksigen dari tabung dengan tekanan 2,4 atmosfir. Sekitar pukul 13.00 WIB, tekanan tabung mulai diturunkan menuju 1 atmosfir.