Di MATTA Fair 2016, Bukukan Nilai Transaksi 42 Miliar
Nilai itu meningkat drastic dari sebelumnya, dan menaikkan convidence level Kemenpar untuk menggali lebih banyak pasar Negeri Jiran itu.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Predikat ASEAN Favourite Destination yang melekat di reputasi booth Wonderful Indonesia di ajang MATTA Fair 11-13 Maret 2016 rupanya cukup signifikan. Kemenpar mencatat total transaksi di Putra World Trade Centre, Kuala Lumpur, Malaysia itu senilai Rp 42 Miliar.
Nilai itu meningkat drastic dari sebelumnya, dan menaikkan convidence level Kemenpar untuk menggali lebih banyak pasar Negeri Jiran itu.
Menpar Arief Yahya menanggapi serius dengan kekuatan branding, begitu di semua travel mart Wonderful Indonesia selalu tampil juara.
“Ingat, ini kata-kata Ogilvy, setiap country branding naik 10 persen, maka pariwisata akan terdongkrak naik 11 persen, dan investasi bakal naik 2 persen. Begitu pun sebaliknya. Pariwisata ini sangat sensitive terhadap isu. Berbagai kemenangan itu, akan terus menaikkan level kepercayaan diri kita,” ungkapnya.
Menurut Ogilvy, branding itu harus konsisten dan intensif selama minimal 2 tahun. Lalu hasilnya baru bisa dirasakan pada tahun ketiga. Memang lebih sulit, lebih rumit branding, dibandingkan dengan manufacturing. Cerita soal kenaikan sales di MATTA Fair 2016 itu sudah bisa terbaca dari teori ini.
“Dampak promosi terhadap sales itu, khusus untuk long haul, jarak jauh baru bisa dirasakan 1 tahun. Misalnya Eropa dan Amerika. Kalau sales jarak menengah, seperti negara-negara Arab, itu bisa 6 bulan. Dan untuk perbatasan, seperti Singapore dan Malaysia bisa berdampak dalam 1 bulan,” kata Arief Yahya.
Angka Rp 42M itu didapat dari hasil evaluasi kuisioner yang dibagikan kepada 34 industri. Dari puluhan industri tadi, diperoleh hasil estimasi transaksi sejumlah 6.259 pax dengan nilai sebesar MYR 10.000.000.
Nominalnya setara dengan Rp 32.miliar dengan kurs MYR 3.200. Tambahan lainnya, didapat dari hasil transaksi langsung yang dilakukan local agent Malaysia sejumlah 2056 pax. NIlainya sebesar MYR 3.125.000, setara dengan Rp 10 miliar.
“Jadi total estimasi transaksi selama pameran tiga hari di MATTA Fair Kuala Lumpur adalah Rp 42 miliar,”
terang Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar, I Gde Pitana yang didampingi Rizky Handayani Mustafa, Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Tenggara, Kamis (17/3).
Rizky Handayani kemudian merinci lebih detil lagi. Dari paparannya, paket tur yang paling banyak dibeli pada saat pameran berlangsung adalah paket wisatake Bali, Lombok dan Bandung.
Transaksi langsung pada even ini dapat diketahui karena Kemenpar menyediakan gift redemption bagi pembeli paket wisata ke Indonesia dengan menunjukkan invoice.
“Paket wisata halal Lombok masuk ke dalam destinasi yang paling diburu warga Malaysia saat MATTA Fair 2016. Paket yang diminati mulai dari 1.000 ringgit Malaysia hingga di atas 2.000 ringgit Malaysia,” terang Rizky.
Perburuan paket wisata halal itu memang sudah diprediksi sebelumnya, Maklum, Lombok sudah mendapatkan predikat The Best Halal Destination Award 2015 dan The Best Halal Honeymoon Award 2015 di Abu Dhabi, UAE, akhir 2015 silam.
Efek karambol setelah pengumuman penganugerahan itu memang dahsyat.
Banyak buyers yang langsung datang ke meja Wonderful Indonesia di Putra World Trade Centre, Kuala Lumpur, Malaysia, 11-13 Maret 2016.
Tidak sedikit dari mereka yang merasa penasaran dengan Lombok. Ada apa dengan Lombok? Apa yang terjadi dengan Lombok sekarang? Apakah pantai yang ada di Pulau Lombok - Nusa Tenggara Barat benar-benar eksotis? Mayoritas itulah komentar yang keluar pada MATTA Fair di PWTC, 11-13 Maret 2016.
“Saya jelaskan kepada pengunjung supaya jangan takut mengeksplorasi destinasi wisata di Indonesia. Indonesia bukan hanya Bali. Setelah melihat video dan video reality tentang destinasi wisata lainnya, baru mereka percaya,” ujar Rizky.