Banyak Ular Kobra, Warga Jatulihur Resah
Ularnya itu hampir memakan burung Beo miliknya yang dia pelihara di depan teras rumah.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Warga RW 11 Kelurahan Jatiluhur, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi resah dengan maraknya ular kobra di permukimannya. Mereka khawatir, ular yang dikenal berbisa itu membahayakan keselamatan warga, apalagi di sana banyak anak-anak yang kerap bermain di depan perkarangan rumah.
Eko (33) salah seorang warga RT 04/11 di wilayah setempat mengaku terkejut dengan penemuan ular ini. Bahkan, ularnya itu hampir memakan burung Beo miliknya yang dia pelihara di depan teras rumah.
"Ularnya sudah masuk ke dalam sangkar dan sempat meminum air dari kandang burung. Untungnya terpergok istri karena burung terlihat gelisah," ujar Eko kepada Warta Kota, Jumat (25/3/2016) siang.
Eko mengungkapkan, setidaknya sudah dua kali ular kobra itu datang di perkarangan rumahnya. Pertama Minggu (13/3/2016) lalu dan kedua Minggu (20/3/2016) atau sepekan kemudian.
Dari penampakan yang pertama, warga setempat berhasil menangkapnya. Karena takut membahayakan keselamatan warga, maka penduduk di sana mematikan ular tersebut saat itu juga.
"Tak disangka sepekan kemudian datang lagi satu ular. Ini yang buat kami cemas karena ular merupakan binatang yang cukup membahayakan," kata Eko.
Fauzi Pagaralam (36) warga lainnya menambahkan, awalnya warga ingin melaporkan kejadian ini ke pemerintah daerah. Namun khawatir tak mendapat respon, maka warga berinisiatif untuk memanggil pawang ular dengan biaya Rp 3,6 juta untuk sekali datang.
"Pawang ular tadi sudah observasi ke permukiman kami. Kemungkinan dia akan menebang semak dan pohon di belakang permukiman terlebih dahulu karena ular kobra cenderung gemar di tempat lembab," ujar Fauzi.
Fauzi mengatakan, warga sengaja memanggil pawang ular karena dianggap berkompeten di bidangnya. Adapun tahap penanganannya adalah pertama permukiman warga difogging menggunakan cairan khusus yang memicu ular keluar dari sarangnya.
Setelah itu, pawang ular akan menabur garam yang sudah dicampur sulfur agar ular tersebut terluka sehingga dengan mudah ditangkap.
"Tapi intinya kita tebang dulu pohon-pohon yang ada di belakang permukiman, karena ular bisa manjat ke permukiman warga lewat pohon itu," katanya.
Fauzi mengungkapkan, sebelum dibangun permukiman di sana memang habitat ular kobra. Saat itu, kata dia, di sana masih banyak perkebunan dan semak belukar yang tak dirawat oleh si pemilik tanah, sehingga ular senang berkembang biak di sana.
Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bekasi, Sopandi Budiman mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terkait hal tersebut. Sebab, kata dia, instansinya tidak memiliki peralatan yang mendukung untuk menangani masalah tersebut.
"Menangkap ular kan butuh perlatan dan ketrampilan khusus, jadi kami akan koordinasi dengan KLHK terkait masalah ini," kata Sopandi.
Untuk sementara waktu, kata dia, masyarakat setempat selalu waspada terhadap ancaman ular. Karena ular kobra sangat berbisa sehingga dapat mengancam keselamatan manusia. (Fitriyandi Al Fajri)