Keluar Gedung KPK, Ahok Terlihat Lelah
Ahok yang masuk sekitar pukul 09.15 itu baru keluar dari gedung KPK sekitar pukul 21.30 WIB.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akhirnya melenggang keluar dari dalam gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Selasa (12/4/2016) malam, setelah menjalani pemeriksaan selama dua belas jam lebih.
Mengenakan batik cokelat, Ahok yang masuk sekitar pukul 09.15 itu baru keluar dari gedung KPK sekitar pukul 21.30 WIB. Wajahnya terlihat lelah. Namun nada bicaranya tetap berapi-api. Tidak terlihat ketegangan di wajahnya.
Seharian kemarin, Ahok telah membatalkan semua agenda kerja untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi di KPK. Lima staf terlihat setia menunggu, termasuk Kepala Biro KDH dan LN, Mawardi, serta Wakil Kepala BPKAD, Michael Rolandi.
Beberapa di antaranya kelihatan mondar-mandir meluruskan kaki di teras gedung KPK, lobi maupun ruang tunggu umum.
Mereka sempat dua kali makan. Setelah makan siang, malam hari mereka terlihat makan mi. "Pak Ahok mungkin dapat makan dari KPK," kata Michael Rolandi.
"Sejak tadi kami nggak dapat instruksi untuk mengantar makanan ke dalam," katanya. Sedangkan lima ajudan Ahok terlihat baru sekali makan, yakni di siang hari. Mereka makan di warung pinggir gedung KPK.
Kepada wartawan, Ahok mengatakan selama 12 jam diperiksa dia jelaskan bagaimana proses pembelian RS Sumber Waras. Dia menuding BPK telah menyembunyikan data sebenarnya.
"Saya bilang tadi BPK menyembunyikan data kebenaran. BPK meminta kita melakukan sesuatu yang telah kita lakukan. Suruh membatalkan transaksi pembelian tanah Sumber Waras," kata Ahok.
Selama di dalam Ahok mengaku dicecar lebih dari 50 pertanyaan oleh tim penyelidik KPK. "Berulang-ulang pokoknya, semua ada pertanyaan total 50, macam-macam," katanya.
Ahok memastikan, lahan yayasan Sumber Waras yang dibeli Pemprov DKI bukanlah lahan sengketa. Soal besaran NJOP (Nilai Jual Objek Pajak), Ahok mengaku ada tim tekhnik yang melakukan perhitungan.
"Bukan sengketa, yang dijual beda dengan sengketa, luasnya berbeda. Dia tanya juga, penjelasannya itu kan dihitung dari tim tekhnik. Kami hanya tanda tangan penetapan," jelas Ahok.
Menurut Ahok, pembelian tanah itu terang dan tunai. "Kalau dibalikkan harus dijual balik. Kalau jual balik, mau enggak Sumber Waras beli harga baru? Kalau pakai harga lama kerugian negara, itu saja," tegasnya.
Menurutnya, permintaan BPK tentu tidak bisa dilakukan. Sebab, proses pembelian lahan RS Sumber Waras dilakukan secara tunai.
Itu berarti permintaan BPK membatalkan transaksi di tengah jalan bakal membuat negara mengalami kerugian negara. "Ya enggak bisa dibatalkan, karena pembelian tanah itu terang dan tunai. Kalau kita batalkan kan harus jual balik," urainya.
Ahok kemarin tiba di gedung KPK sekitar pukul 09.00 WIB. Lima menit mengisi daftar tamu, Ahok lalu masuk ke dalam ruang gedung KPK. Sebelum masuk ke Gedung KPK, Selasa pagi, Ahok mengatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menilai tidak ada kerugian negara dalam pembelian lahan tersebut. "Sekarang saya ingin tahu, KPK mau tanya apa, orang jelas BPK-nya ngaco begitu kok," ujarnya.
KPK belum menetapkan tersangka dalam kasus pembelian lahan milik RS Sumber Waras. Sebab, KPK belum menemukan indikasi korupsi dalam pembelian lahan tersebut. KPK juga belum menemukan niat jahat penyelenggara negara dalam kasus tersebut.