Sambut Hari Kartini, SWA Ajak Murid Belajar Budaya Indonesia dan Berwirausaha
Orangtua Sinarmas World Academy (SWA) juga turut serta meramaikan acara Perayaan Kartini di sekolah dengan mengikuti acara lomba membuat tumpeng.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam rangka menyambut Hari Kartini, Sinarmas World Academy (SWA) mengangkat tema Make A Difference, mengadakan lomba yang pertama untuk siswa-siswinya: Kidspreneurship.
Semangat RA Kartini sebagai pemimpin emansipasi wanita Indonesia dalam bidang pendidikan patut diteladani dan diteruskan oleh semua generasi muda. Dengan lomba Kidspreneurship, diharapkan siswa siswi dapat menjadi pemimpin dalam kewirausahaan.
"Tujuan dari lomba ini untuk melatih kreativitas siswa dari usia dini, mengajarkan anak untuk melihat peluang, mendidik anak mengenai keluar masuknya uang, melatih jiwa kepemimpinan anak, melatih anak untuk berkomunikasi serta melatih kreativitas promosi," ujar Shinta Aulia, Kepala Sekolah TK dan SD Sinarmas World Academy di Jakarta, Jumat (22/4/2016).
"Hari Kartini yang kami selenggarakan tiap tahunnya, diharapkan menjadi sarana bagi para murid untuk belajar budaya Indonesia, dimana mereka kami latih untuk tampil didepan umum dengan berbusana dan menampilkan seni budaya asli Indonesia," kata Shinta.
Selain lomba Kidspreneurship, pada hari tersebut juga diadakan acara lomba parade baju daerah, pertunjukan tarian dan nyanyian lagu daerah, yang dilanjutkan dengan permainan tradisional seperti sepak bola memakai sarung, lomba makan kerupuk, lomba bakiak, lomba balap telur, balap karung dan tarik tambang.
Orangtua Sinarmas World Academy (SWA) juga turut serta meramaikan acara Perayaan Kartini di sekolah dengan mengikuti acara lomba membuat tumpeng.
Program ini dikenalkan kepada siswa-siswi mulai dari tingkat TK dan SD kelas 1 sampai kelas 5. Mereka saling berlomba membuka usaha yang menarik dengan berjualan makanan maupun jasa. Siswa-siswi TK akan berjualan Es Krim dan choco chips. Siswa SD kelas 1 akan berjualan Nachos dan perhiasan dari bahan kertas bekas, berkaitan dengan peringatan Hari Bumi. Siswa SD kelas 2 akan berjualan cup cakes, siswa SD kelas 3 akan berjualan makanan tradisional dan es cendol, siswa SD kelas 4 akan membuka stand permainan, sedangkan siswa SD kelas 5 akan menjual ayam goreng, serta buah-buahan berlapis cokelat.
Program ini berawal dari ide mereka untuk menjual produk dan menghasilkan uang, mereka sangat antusias saat berdiskusi di dalam kelas dan menentukan apa yang akan mereka jual. Modal didapat dari pinjaman kepada orangtua masing-masing dengan jumlah maksimal Rp50.000,-.
Menjadi tantangan tersendiri bagi anak-anak untuk menentukan barang apa yang akan dijual, mereka belajar untuk membuat perencanaan bisnis mulai dari menentukan nama perusahaan, bagaimana strategi penjualan, berapa jumlah pengeluaran, berapa modal yang dibutuhkan, sampai berapa keuntungan yang didapat. Apabila perusahaan mendapat keuntungan, maka modal yang dipinjam dari orangtua akan dikembalikan dan 50% dari keuntungan akan disumbangkan ke organisasi Ibu dan Anak.
Dengan memberikan sumbangan diharapkan bisa melatih anak-anak untuk memberi. Harapan sekolah kedepannya adalah menggalakkan dan mengembangkan kegiatan enterpreneurship ini di tahun-tahun selanjutnya untuk menghasilkan pebisnis-pebisnis muda yang kreatif dan inovatif.