Cerita Kombes M Iqbal, Juru Bicara Polda Metro, HP Kerap Habis Baterai Layani Telepon Wartawan
Sebagai pemegang peran penyambung informasi dari aparat kepolisian ke masyarakat, segala pengorbanan dilakukan.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Komisaris Besar Polisi Mohammad Iqbal berbagi kisah suka dan duka selama menjabat sebagai Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya.
Sekitar 11 bulan bertugas, dia telah membawa pengaruh besar dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat melalui media massa.
Melalui Media Management Center (M2C) dan Sistem Informasi Humas (Sisfohumas), jajaran humas Polda Metro Jaya mampu mengelola, mengendalikan, dan menyediakan informasi secara cepat dan akurat.
Sebagai pemegang peran penyambung informasi dari aparat kepolisian ke masyarakat, segala pengorbanan dilakukan.
Mulai dari kehilangan waktu dengan istri dan anak, sampai harus masuk dan memberikan informasi ke masyarakat meskipun sedang menderita sakit.
Pria asal Palembang, Sumatera Selatan itu, berharap supaya bidang humas dan Polda Metro Jaya semakin bersahabat dengan masyarakat.
Posisi Iqbal sebagai juru bicara Polda Metro akan digantikan oleh Kombes Awi Setiyono. Kombes Awi sebelumnya menjabat Analisa Kebijakan Madya bidang Penmas Divhumas Polri.
Berikut petikan wawancara dengan Mohammad Iqbal:
Bagaimana suka dan duka selama menjabat sebagai Kabid Humas Polda Metro Jaya:
Saya senang dan bangga di sini karena banyak pelajaran yang saya ambil mengelola waktu karena luar biasa isu hitungan per detik. Saya sebagai Kabid Humas Polda Metro Jaya ini harus paham semua dan kontruksi peristiwa itu harus detail. Satu peristiwa update harus saya ikuti terus. Bayangin saja sepolda ini ada 14 polres belum satker-satker.
Saya harus tampil prima karena saya representasi dari polisi Republik Indonesia. Kenapa? karena isu Jakarta mewakili semua isu polisi. Ketika saya tampil tak prima tak bersabar terus fresh dan senyum saya kan dianggap polisi tak bersahabat dan sebaliknya kalau saya sabar, cool, smile tapi tak melepas contain yang harus saya sampaikan sesuai prinsip kehumasan saya malah oh ya polisi begitu bagus itu bangga saya.
Terus saya senang dan bangga bisa ketemu media, itu modal suatu saat kalau saya kembali lagi ke Jakarta mengabdi saya tak kesulitan untuk komunikasi, peran media di era saat ini luar biasa.
Membangun Media Management Center (M2C) dan Sistem Informasi Humas (Sisfohumas)?
Saya bahagia walaupun cuma setetes kontribusi saya sudah bisa membangun sistem, M2C, Sistem Informasi Humas sehingga memudahkan kami menganalisa semua isu yang ada berkembang, opini yang berkembang di masyarakat kami bisa counter dengan kami tau keinginan masyarakat. Begal misalnya lagi top isu kami akan melakukan counter dengan polisi lakukan kegiatan pencegahan, turun ke lapangan untuk mengungkap kasus itu.
Walaupun humas ini pertama bagi saya di Polda Metro, tetapi saya merasa belum puas banyak yang saya ingin kuatkan saya ingin kembangkan, tetapi karena waktu singkat saya harus mengikuti pendidikan lemhanas ya memang sudah aturan jabatan itu tak boleh dirangkap harus dilepas.
Apa Paling Berkesan Selama Menjadi Kabid Humas Polda Metro Jaya?
Waktu saya untuk diri saya tak ada di Polda Metro Jaya apalagi untuk anak istri, untuk istirahat kadang-kadang, saya tau sendiri waktu beberapa kasus ini yang harus hadirnya saya cepat misalnya penembakan di kantor Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Semua hubungi saya, bayangkan dalam 1,5 jam saya melayani semua media. Itu berkesan,. bom Thamrin, itu handphone sampai di charge beberapa kali. Saya melayani semua itu harus saya layani kalau tak isu kemana-mana. Digempur oleh media untuk mendapatkan kejelasan kasus menarik, bom Thamrin, Jessica, penembakan kantor ESDM.
Katanya Pernah Sampai Masuk Rumah Sakit dan di Infus?
Saya digempur oleh waktu segala macam itu saya droop. Saya di infus sampai menggigil karena dehidrasi, muntaber segala macam. Tetapi saya tetap infus, pak Tito (Kapolda Metro Jaya saat itu,-red) telepon, dimana? Siap ndan sebentar ndan mau berobat dulu, saya tak ngomong diinfus, ini tentang Papua, ada gesekan di Bundaran Hotel Indonesia, ini sensitif, mau ada gini-gini media, siap ndan,
Sudah saya tak banyak ini lagi. Saya cabut infus itu langsung ke sana, saya tak mau mengecewakan institusi dan bukan karena pak kapolda, tetapi institusi karena saya harus tampil di media untuk menyampaikan klarifikasi yang benar karena ada pemukulan ada ini dll tp alhamdulilah selesai sampai malam, pak kapolda dan saya juga jelaskan tak mau kecewakan kapolda dan seluruh pimpinan sampai malam tuh, malam saya tambah drop di infus, sudah infus lagi, saya selfie izin ndan mohon lanjutkan infus.
Harapan untuk Humas dan Polda Metro Jaya?
Untuk humas saya harapakan bukan hanya menjadi fungsi pendukung tapi fungsi utama di dalam kepolisian karena era sekarang ini era teknologi informasi. Saya harapkan humas semakin kuat, semakin membangun sistem, sumber daya manusia, jangan alergi masuk ke humas, humas bukan tempat orang singgahan, humas orang terpilih, orang punya intelektual tinggi. Bayangkan dia harus memahami semua fungsi di Polda Metro Jaya. Dia harus mampu mengelola informasi di kepala terus disampaikan, makanya humas orang-orang terpilih.
Untuk polda yang jelas maju terus, sangat mewarnai kepolisian ini dan sangat didambakan masyarakat di Jakarta dan sekitarnya dan Indonesia. Polda khusus. Dan semakin bersahabat dengan masyarakat.