Ini yang Dilakukan Siswa SMP Korban Revitalisasi Kalijodo dan Luar Batang Untuk Ikut UN
Pasalnya mereka mengaku tidak nyaman dengan situasi dan lingkungan sekolah yang baru.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sedikitnya 12 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang menjadi korban revitalisasi Kalijodo dan Luar Batang terpaksa menginap di rumah kerabat atau tetangga agar bisa mengikuti Ujian Nasional (UN) di sekolah yang lama.
Pasalnya mereka mengaku tidak nyaman dengan situasi dan lingkungan sekolah yang baru.
Kepala Suku Dinas Pendidikan Jakarta Utara wilayah satu Mustafa Kemal mengatakan 12 siswa SMP tersebut terdiri dari delapan siswa asal Luar Batang, dua siswa asal Kalijodo serta dua siswa lainnya asal Jakarta Barat.
Kebanyakan mereka beralasan kesulitan beradaptasi di sekolah yang baru dan terkendala ongkos dari tempat relokasi di Rusun Marunda dan Rawa Bebek menuju sekolah yang lama.
"Sedikit banyak hal itu mempengaruhi psikologis mereka, bahkan ada yang tadinya tidak mau ikut ujian. Namun kita yakinkan mereka untuk ikut UN karena kendala jarak tidak ada lagi," kata Kemal, Senin (9/5).
Kemal menerangkan kebanyakan siswa yang terdampak revitalisasi mengaku lebih percaya diri mengikuti ujian di sekolah yang lama.
Pasalnya di sekolah yang lama masih ada teman-temannya sehingga mempengaruhi rasa percaya diri mereka.
"Mereka ingin ujiannya di sekolah yang lama kan karena di tempat tersebut masih banyak kawan-kawannya. Kami sengaja memfasilitasi hal tersebut agar mereka nyaman dalam mengikuti ujian," kata Kemal.
Ia menambahkan pihaknya mengambil langkah dengan menempatkan para siswa di tempat terdekat dari sekolah untuk sementara waktu selama UN. Kebijakan itu diambil sejak Minggu (8/5) kemarin hingga selesai ujian.
"Kita tempatkan mereka untuk menginap di rumah guru, komite sekolah atau lokasi yang mereka inginkan dan dianggap dekat dengan sekolah. Khusus mengenai biaya menginap selama ujian tersebut akan ditanggung oleh pihak sekolah," sambungnya.
Kemal menegaskan pihaknya tidak ingin setengah-setengah demi memastikan siswa yang terdampak revitalisasi, bisa mengikuti ujian dengan lancar.
"Kita ingin membantu dan melayani secara total masyarakat yang ingin mengakses pendidikan. Tidak boleh ada kendala sekolah begitupun dengan ujian," tutupnya.
Adapun 12 siswa tersebut tersebar di sejumlah sekolah yakni di SMP Remaja Pluit, SMPN 261, SMPN 21, SMPN 112, dan SMP Al Muttaqin. ( Junianto Hamonangan)