Pembunuhan 'Mengerikan' di Tangerang, Ini Alasan Pelaku Gunakan Pacul
Fakta mengerikan dari kepolisian yakni saat pacul ditancapkan (maaf) ke dalam kemaluan, Enno Fariah masih dalam keadaan hidup.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Robertus Rimawan
Awi menambahkan, pelaku berusia lebih muda daripada korban.
Status pelaku itu masih pelajar SMP.
Ibunda penasaran lihat wajah pelaku
Pada waktu yang sama, aparat kepolisian turut membawa Mahfudoh, ibu kandung Enno, dan Dita, kakak kandung Enno.
Mereka dijemput aparat kepolisian di kediaman Kampung Bangkir RT/RW 12/003, Desa Pengandikan, Lebakwangi, Kabupaten Serang pada hari Minggu sekitar pukul 04.00 WIB.
Aparat kepolisian tak menjelaskan kepada mereka tujuan membawa ke Mapolda Metro Jaya. Mereka pun belum menerima informasi pelaku pembunuhan Enno telah tertangkap.
Pihak keluarga merasa penasaran seperti apa wajah pelaku yang telah tega membunuh.
"Tadi ditelepon, lalu, dijemput. Saya tanya ada apa? Coba ke sini saja. Tadi dibawa pukul 04.00 WIB. Katanya pelaku sudah tertangkap ya. Sini coba lihat wajah pelaku. Saya penasaran seperti apa wajah orangnya," ujar Mahfudoh kepada wartawan.
Mahfudoh terakhir kali bertemu dengan Enno saat sang buah hati pulang ke kampung halaman di Pengandikan, Serang, Jumat (6/5/2016).
Fikri, ayah Enno mengantar anaknya pulang dari tempat kos di Dadap, Kabupaten Tangerang. Di kesempatan itu, Enno bercerita sempat bertengkar dengan seorang wanita.
Dia mengaku pertengkaran itu terjadi di pabrik tempat Enno bekerja di PT Polyta Global Mandiri. Eno mengatakan kepada orang tuanya, dia sedang tertawa saat perempuan itu lewat dihadapannya. Mahfudoh menduga perempuan itu tersinggung kepada anaknya.
"Dia pulang terakhir pas Jumat yang ada libur panjang. Pada Jumat minggu ini meninggal. Dia cerita habis berantem dengan perempuan. Dia cerita, tetapi tak bilang alasan apa. Enno diancam. Enno diseret keluar," kata dia.
Lalu, Enno sempat mengatakan kepada ibunya.
"Kasar tidak dapat halus dikerjain," kenangnya tanpa mengerti apa maksud ucapan anaknya.
Mahfudoh mempunyai firasat akan kehilangan anak keempat dari tujuh bersaudara itu.
Firasat berupa mendengar suara burung hantu di sekitar tempat tinggal dan tingkah laku berbeda dari Enno.
Sebelum pulang untuk terakhir kali, Enno sempat menelepon ibunya.
Dia mengatakan ingin membawa sesuatu untuk orang rumah. (Tribunnews.com, Glery Lazuardi)