Peluang Ahok Duet Bareng Djarot Tergantung Kompromi Ahok dengan Megawati
Peluang Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berduet dengan Djarot Saiful Hidayat (Djarot) dalam Pilkada DKI akan sangat bergantung pada kompromi antara Aho
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peluang Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berduet dengan Djarot Saiful Hidayat (Djarot) dalam Pilkada DKI akan sangat bergantung pada kompromi antara Ahok dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Pengamat politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahudin melihat hasil kompromi Megawiti dengan Ahok bukan hanya dapat merealisasikan duet Ahok-Djarot.
Tetapi lebih dari itu, kompromi tersebut diyakini bisa mempengaruhi peta politik dan jumlah kepesertaan calon dalam Pilkada DKI 2017.
"Persoalannya kan kompromi Ahok Mega ini masih berjalan alot. Padahal itu sudah berlangsung cukup lama," jelasnya.
Menurut Said, ada tiga poin utama yang tampaknya belum berhasil disepakati.
Pertama, terkait mekanisme pendaftaran.
Ahok sebetulnya berharap sekali bisa didukung PDIP.
"Tetapi karena dia menginginkan mekanisme pendaftarannya melalui jalur perseorangan, maka disitulah mentoknya," katanya.
Karena Mega jelas tidak mau mendukung Ahok lewat jalur perseorangan.
"PDIP itu kan partai yang memegang teguh prinsip-prinsip perjuangan partai. Mereka tegas memisahkan antara jenis kelamin partai dan perseorangan," ungkapnya.
Lebih dari itu, PDIP juga adalah pemenang Pemilu Nasional, termasuk di DKI Jakarta.
Dengan posisi politiknya itu, menurutnya, kecil kemungkinan Mega mau mengekor sikap politik NasDem dan Hanura yang mendukung Ahok.
Kedua, terkait hubungan politik antara Ahok dan PDIP.
Ahok inginnya ia tidak harus bergabung menjadi anggota atau kader PDIP, setidaknya untuk saat ini.