Cerita Orang Salah Berniat Saat Ziarah ke Makam Keramat Pangeran Syarif Hamid
Masjid Jami Angke yang berhadapan dengan Makam Keramat Pangeran Syarif Hamid Bin Sultan Syarif abd Rahman Al-Qodrie (wafat 1854 M) menjadi satu tempat
Penulis: Yurike Budiman
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yurike Budiman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masjid Jami Angke yang berhadapan dengan Makam Keramat Pangeran Syarif Hamid Bin Sultan Syarif abd Rahman Al-Qodrie (wafat 1854 M) menjadi satu tempat tujuan peziarah yang datang dari berbagai daerah.
Namun jika mendatangi makam dengan niat yang salah, bisa berakibat fatal.
Seperti yang diceritakan Muhammad Habib, pengurus masjid Jami Angke yang terletak di Jalan Pangeran Tubagus Angke gang 1 RT 01/05, Tambora, Jakarta Barat.
"Makam sini memang banyak orang yang berkunjung kemari niatnya salah, sudah empat orang yang lumpuh, itu terakhir kejadian tahun 1999 kalau gak salah," ujar Habib pada Tribunnews.com, Selasa (7/6/2016).
Tribunnews.com/ Yurike Budiman
Ia menceritakan dirinya tak mengetahui niat dari seorang peziarah yang berasal dari Pekalongan yang mengalami kelumpuhan tersebut.
Hingga akhirnya orang tersebut tak bisa berdiri.
"Soal niat dia kita tidak tahu, tapi yang jelas sehabis dia tawasul selesai berdoa dia nggak bisa bangun di depan makam," tuturnya.
Habib mengungkapkan orang tersebut sempat dirawat selama 10 hari di rumahnya setelah melakukan beberapa tindakan medis.
"Kita panggil tukang refleksi, dikerik ternyata tidak merah dan terakhir kita bawa ke dokter. Ternyata itu normal saat diperiksa. Itu berarti ada satu niatan yang kurang beres. Itu dirawat di rumah saya 10 hari kemudian kita mencari keluarganya di Pekalongan," ujarnya.
Kini tak ada lagi kejadian serupa dikarenakan dirinya sebagai pengurus sudah memberikan peringatan berupa tulisan dan gambar yang ditempel tak jauh dari makam keramat tersebut.
Tribunnews.com/ Yurike Budiman
"Kalau sekarang sudah ngga ada karena sudah ada peringatan saya sengaja buatkan namanya: "hindarilah kemusryikan" seperti ada gambar tangan yang di atasnya ada kalimat Allah maksudnya itu memohonnya ya sama Allah bukan sama makam," katanya.
Ia berpesan agar para peziarah jangan sampai keliru terlebih soal niat yang dibawanya.
Sebagai pengurus masjid, Habib memiliki beban moral agar para peziarah meluruskan niatnya.
"Apabila orang itu keliru kan kita kena. Tapi dengan ada peringatan itu ya tinggal terserah dia bagaimana menjalaninya," ucapnya.