Kisah Batu Nisan Tanpa Isi yang Berujung Pemecatan Kadis Pertamanan dan Pemakaman DKI
Ratna terlihat di lingkungan kerja Sekretaris Daerah DKI Jakarta. Setelah 30 menit, Ratna keluar dengan mata berkaca-kaca. Ia baru saja dipecat Ahok.
Editor: Robertus Rimawan
Makam fiktif adalah makam yang keberadaannya hanya sebagai penanda bahwa lahan tersebut sudah dipesan.
"Jadi ada nih yang telepon ke saya, dia mau pesan buat makam orang tuanya. Saya tanya emang bapak ibunya udah meninggal belum. Katanya belum," kata Ratna saat dihubungi, Jumat (10/6/2016) lalu.
Saat mengetahui hal itu, Ratna mengaku langsung menolak permintaan warga tersebut.
"Kalau sudah meninggal baru boleh. Tapi kalau belum meninggal ya enggak bisa. Pokoknya tidak ada lagi pesan makam di Pemprov DKI," ujar Ratna.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebelum mengaku bahwa dia mendapat laporan soal makam fiktif di sejumlah TPU di Jakarta.
Namun, Ratna meyakini saat ini sudah tidak ada lagi makam fiktif di Jakarta. Ia mengatakan, saat ini pemesanan makam sudah dilakukan secara online.
"Dulu memang ada di Tanah Kusir, Pondok Kelapa, Karet Bivak, ya makam-makam favoritlah. Pondok Rangon juga. Tapi sekarang udah enggak ada lagi."
"Kalau ada oknum yang melakukan itu, ya kami pecat. Ada yang pernah begitu PHL (pekerja harian lepas), sudah kami pecat," ujar Ratna.
Karena hal inilah ia kemudian dicopot Gubernur DKI Jakarta dari jabatannya pada Kamis (16/6/2016). (Tribunnews.com/Dennis Destryawan/Kompas.com/Kurnia Sari Aziza/Alsadad Rudi)