Pemuda Curi Kotak Amal Babak Belur Dihakimi Massa
Namun, aksi dua pemuda ini diketahui oleh Ipah, yang saat itu sedang membuat kopi pesanan Im.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beres membayar apa yang disantap di warteg milik Ipah, di Jalan Cileduk Raya, RT 08/06, Cipulir, Kebayoran Lama, Selasa (21/6/2016), sekira pukul 04.00, Im dan Fz menggondol kotak amal yang berada di atas etalase warteg.
Namun, aksi dua pemuda ini diketahui oleh Ipah, yang saat itu sedang membuat kopi pesanan Im.
Terkejut melihat kotak amal lenyap dari tempatnya, wanita pemilik warteg asal Tegal, Jawa Tengah, itu sontak berteriak lantaran ia melihat kotak amal ada di pelukan Im.
Fz yang bersiap di sepeda motor tidak terlalu sigap untuk kabur. Im yang melompat duduk di bangku pembonceng justru membuat sepeda motor oleng dan terjerembab di aspal.
Im panik, kabur masuk gang yang ada di sebelah warteg sambil masih memeluk kotak amal.
Sementara itu, Fz segera bangun, lalu kabur mengendarai sepeda motor ke arah Pasar Cipulir.
Naas buat Im. Pemuda yang mengaku tinggal di Jalan Pelita, Kebayoranlama, itu terjebak di gang. Supaya ringan gerak kakinya saat berlari, Im membuang kotak amal di selokan.
Hanya saja, upaya tersebut tak membuatnya lolos dari kepungan warga, yang pagi itu baru menyelesaikan sahur sembari menonton sepak bola EURO 2016, Slovakia melawan Inggris.
Dibekuk di gang, belasan orang memukulinya. Babak belur di wajah tak terelakan hingga Im menyerah dan terkulai lemas di aspal.
Pemuda pemilik tato di tangan kiri dan kanan ini kemudian dibawa ke Mapolsek Kebayoranlama.
"Saya itu lagi bikinin pesenan kopi orang itu (Im), jadi saya ya enggak menyangka kalau ternyata orang itu malah nyolong kotak amal. Padahal, mereka itu (Im dan Fz) makan di sini dan sudah bayar. Enggak lama bayar, yang satu pesen kopi. Pas lihat kotak amal dibawa kabur, saya langsung teriak. Nah, setelah itu warga mengepung, menangkap, dan memukulinya," beber Ipah, saat ditemani Warta Kota membuat laporan di Mapolsek Kebayoranlama.
Di depan penyidik unit reskrim Polsek Kebayoranlama, Ipah menghitung uang yang ada dalam kotak amal. Seluruhnya berjumlah Rp 950.000.
Ipah menuturkan, kotak amal itu merupakan titipan dari tempat ibadah yang ada di kampung halamannya.
Dan, sesuai rencana uang yang ada dalam kotak amal itu akan dihitung, lalu akan diserahkan ke pihak pengurus tempat ibadah.
"Nanti saya bawanya sekalian pas saya pulang kampung mas. Saya juga kaget kalau isinya sudah sebanyak itu. Ini sudah biasa ada titipan kotak amal dari pengurus tempat ibadah di kampung. Karena, untuk membantu tempat ibadah di sana. Sudah lama posisi kotak amal selalu di atas etalase makanan di warung saya," kata Ipah.
Mengintai dan menunggu
Geram dan marah warga di Cipulir, khususnya di RT 08/06, telah cukup lama tertahan. Maka tak heran mereka begitu bernafsu saat membekuk Im. Bahkan, Im bisa saja kehilangan nyawa jika polisi tak cepat datang ke lokasi.
Beberapa hari sebelumnya, kotak amal yang ada di teras depan mini market, di Jalan Almubarok 1, RT 08/06, raib dicuri.
Oleh sebab itu, warga kemudian mulai mencurigai bahwa hilangnya kotak amal itu juga dilakukan oleh Im dan Fz.
Di depan polisi, dengan suara terbata menahan sakit akibat pukulan yang menghujani seluruh tubuhnya, Im mengaku baru kali pertama itu mencuri kotak amal di daerah tersebut.
Ia juga mengaku sudah pernah mencuri kotak amal, tetapi di daerah lain.
Di dalam tas yang dibawa Im, ditemukan dua obeng. Salah satu obeng sudah dibentuk lebih runcing dan pipih. Polisi menduga, obeng tersebut digunakan sebagai alat untuk membantu melakukan aksi pencurian
Meski mengaku melakukan aksi tersebut secara spontan, namun polisi dan Ipah (pemilik warteg) mencurigai bahwa Im dan Fz sudah mengintai dan menunggu waktu yang tepat untuk melancarkan aksinya.
"Sebelum membeli makan, dua orang itu (Im dan Fz) sudah sempat datang kalau enggak salah sekitar jam 01.00. Pas datang kedua kalinya, saya sempat perhatikan dua orang itu duduk berlama-lama sampai semua orang yang beli makan pergi dari warteg. Nah, dari kejadian mencuri itu, saya curiga mereka memang menunggu waktu yang sepi," kata Ipah.
Di hadapan polisi, Im mengaku lapar dan butuh uang untuk makan. Namun, sesaat kemudian sempat meluncur pengakuan bahwa ia juga menggunakan narkoba.
Hal ini membuat polisi mencurigai jika mampu berhasil mencuri kotak amal, maka uang tersebut digunakan untuk membeli narkoba.
Sampai saat ini, polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap Im dan berupaya mengorek informasi tentang Fz yang diketahui mampu meloloskan diri.
Barang bukti berupa kotak amal berisi uang masih diamankan oleh polisi.
Penulis: Celestinus Trias HP