Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dianggap Sebuah Perusahaan, Teman Ahok Sebut Sebagai Pujian

"Teman Ahok merasa tudingan bahwa kita adalah sebuah ‘perusahaan’ ketimbang sebuah gerakan relawan adalah sebuah pujian,"

Penulis: Adi Suhendi
zoom-in Dianggap Sebuah Perusahaan, Teman Ahok Sebut Sebagai Pujian
KOMPAS IMAGES
juru bicara Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas (tengah). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ditudingan gerakannya sebagai sebuah perusahaan, Teman Ahok justru menganggapnya sebagai sebuah pujiam.

"Teman Ahok merasa tudingan bahwa kita adalah sebuah ‘perusahaan’ ketimbang sebuah gerakan relawan adalah sebuah pujian," kata juru bicara Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas, dala website temanahok.com, Rabu (22/6/2016).

Kata Amalia, Teman Ahok memang bukan sebuah gerakan relawan yang menghabiskan uang.

"Tidak jamannya lagi dan memberi efek buruk," imbuhnya.

Dituturkan dia, dari awal mendirikan Teman Ahok, pihaknya bersepakat untuk bersikap professional dalam kerja mengumpulkan KTP dan mengelola keuangan.

"Teman Ahok memiliki pemasukan dari Merchandise untuk operasional, dan bagi teman-teman yang bergerak di lapangan kami berusaha semampu mungkin untuk memberikan fasilitas," tuturnya.

Teman Ahok, lanjut dia, harus mampu professional sesuai dengan sosok Ahok yang diusungnya.

Berita Rekomendasi

Menurutnya, setiap orang wajib mempertanggungjawabkan fasilitas yang diberikan tersebut.

Sebelumnya, sejumlah mantan anggota Teman Ahok mengungkap dugaan kecurangan yang dilakukan Teman Ahok terkait klaim keberhasilan mengumpulkan 1 juta Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Mereka adalah Paulus Romindo sebagai Penanggung Jawab (PJ) Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat.

Kemudian, Dodi Hendaryadi, PJ Kelurahan Pinang Ranti, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur.

Serta Richard, PJ Kelurahan Kelapa Dua, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Saat memberikan keterangan kepada wartawan, mereka tidak terima dengan sebutan relawan yang diberikan Teman Ahok.

Selain tidak transparan dalam keuangan, mereka juga mengaku dipaksa untuk mengejar target KTP dengan bayaran tertentu.

"Ketika kami dipaksa mengejar target tertentu dengan bayaran yang tidak transparan, maka kami bukan relawan, tapi karyawan. Teman Ahok adalah perusahaan yang mempekerjakan kami," kata Paulus di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (22/6/2016).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas