Teman Ahok Bereaksi Sikapi Pengakuan Curang Pengumpul KTP
Teman Ahok bereaksi atas pengakuan pengumpul KTP dukungan untuk Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
Penulis: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Teman Ahok bereaksi atas pengakuan pengumpul KTP dukungan untuk Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) maju melalui jalur independen
Melalui akun twitter @temanAhok, Teman Ahok berkicau menyikapi pengakuan Paulus Romindo cs.
"Ada serangan lagi utk membusukkan Teman Ahok. tapi alhamdulillah kecil sekali hehe. Jam 3 kita press conference di sekretariat." tulis dalam akun twitter @temanAhok.
Pernyataan tersebut dilanjutan dengan cuitan kedua dalam twitter @temanAhok.
"Sekelompok pemalsu ktp (yg sebenarnya rentan dipidana oleh yg pemiliki ktp), melakukan bunuh diri, krn mau dipolitisasi utk serang TA."
Teman Ahok menginformasikan akan memberikan penjelasan lengkap mengenai tudingan tersebut melalui press release pada pukul 03.00.
Serta akan memberikan penjelasannya lewat web dan sosial media Teman Ahok.
Sebelumnya, sejumlah mantan anggota Teman Ahok mengungkap dugaan kecurangan yang dilakukan Teman Ahok, terkait klaim keberhasilan mengumpulkan 1 juta Kartu Tanda Penduduk (KTP) Ahok.
Mereka adalah Paulus Romindo sebagai Penanggung Jawab (PJ) Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat.
Kemudian, Dodi Hendaryadi, PJ Kelurahan Pinang Ranti, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur.
Serta Richard, PJ Kelurahan Kelapa Dua, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Saat memberikan keterangan kepada wartawan, mereka tidak terima dengan sebutan relawan yang diberikan Teman Ahok.
Selain tidak transparan dalam keuangan, mereka juga mengaku dipaksa untuk mengejar target KTP dengan bayaran tertentu.
"Ketika kami dipaksa mengejar target tertentu dengan bayaran yang tidak transparan, maka kami bukan relawan, tapi karyawan. Teman Ahok adalah perusahaan yang mempekerjakan kami," kata Paulus di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (22/6/2016).
Paulus menyebutkan, lantaran dikejar terget dan membutuhkan uang tambahan cara curang pun dilakukan untuk mendapatkan KTP secara cepat.
"Kami akhirnya putar otak membeli dari oknum kelurahan atau RT, barter KTP dengan sesama rekrutan Teman Ahok dan berbagai cara lain," katanya.
Paulus mengaku yakin, dengan cara demikian, maka sekian banyak KTP yang dikumpulkan pasti ada yang ganda.
Bahkan menurutnya, sebagian besar tidak diberikan pemilik KTP karena kesadaran mereka.
"Kami kerja sebagai PJ dibayar setiap kumpul 140 KTP/minggu sebesar Rp500 ribu atau Rp 2 juta/minggu jika mencapai target tersebut maka kami diberikan bonus Rp 500 ribu," katanya.
Lebih lanjut Paulus mengatakan, jika Teman Ahok menyebutkan berhasil mengumpulkan 1 juta KTP, maka hal itu hanya klaim.