Zulkifli Hasan: Bangun Kekuatan Umat Islam dengan Ilmu, Ekonomi dan Aktif di Kekuasaan
Ketua MPR yang sekaligus Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan langsung bergegas mengunjungi tempat pembuatan dodol Betawi Hj. Mamas di kawasan Condet Jakarta
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan kembali mengingatkan agar umat Islam terus menjaga persatuan dan menjauhkan diri dari perbedaan yang tidak perlu.
Hal ini penting karena ada persoalan yang jauh lebih penting yang perlu dipikirkan bersama-sama demi kemajuan umat Islam kedepan.
"Janganlah kita gontok-gontokan terus antar kita. Marilah kita bangun kekuatan umat Islam dengan ilmu, ekonomi dan ikut terlibat secara aktif di kekuasaan," ungkapnya dalam Safari Kebangsaan Merajut Kebhinekaan di Pondok Pesantren Baitul Muttaqin DPD LDII Kota Jakarta Barat Jl. Fajar Baru 3 No. 13 RT 003/08 Cengkareng Jakarta Barat, Minggu (26/6/2016).
Ikut mendampingi Zulkifli antara lain Ketua DPW PAN DKI Jakarta Eko Hendro Purnomo, Ketua DPP PAN Azis Subekti dan Wakil Sekjen Soni Sumarsono dan Suherlan.
Pendidikan, lanjut Zulkifli yang juga Ketua MPR RI ini wajib dilaksanakan bagaimana pun kondisi dan keadaan kita. Jika pendidikan kalah dengan lain maka kita akan jadi pecudang. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan kita semua.
"Kita kirim orang ke Arab, Cina dan Malaysia semuanya jadi pembantu rumah tangga. Kondisi ini tidak boleh terus dibiarian. Pendidikan adalah nomor satu dan ini harus kita rebut," tuturnya.
Lebih lanjut Zulkifli Hasan meminta agar umat Islam melupakan pertengkaran dan perbedaan. Ekonomi harus mulai kita pelajari. Agar anak-anak kita menjadi pengusaha yang tangguh.
"Jika kita tidak sungguh-sungguh belajar atau menjadi pengusaha-pengusaha yang tangguh maka kita akan semakin tertinggal," tandasnya.
Zulkifli Hasan juga meminta agar kita tidak hanya mengeluh dan marah-marah dengan keadaan kita saat ini. Jadilah orang Islam yang gagah. Jika jadi dokter ya dokter yang hebat dan kalau jadi pengusaha jadilah pengusaha yang hebat. Kalau tidak ya kita terus menerus jadi olok-olokan terus.
"Lupakan perbedaan dan cari persamaannya. Baru yang terakhir adalah kekuasaan. Tapi kalau ilmu tidak, ekonomi tidak dan kekuasaan juga tidak maka kita akan jadi pengikut terus," ujarnya.
Dari pondok pesantren LDII acara dilanjutkan mengunjungi pengrajin dodol milik Hj. Mamas Jl. Condet Batu Ampar I Jakarta Timur dan acara dilanjutkan mengunjungi Pengrajin Pusat Industri Kecil Jl. PIK Penggilingan Cakung Jakarta Timur.
Di Condet, Zulkifli Hasan tidak berhenti mengagumi produk olahan khas Betawi ini. Baginya, dodol Betawi adalah makanan khas yang memiliki nilai historis tinggi, jadi harus selalu dilestarikan.
Di hadapan pemilik usaha dodol dan masyarakat yang datang, Zulkifli bercerita tentang kisah masa mudanya ketika masih pacaran.
"Makanan khas Betawi ini mengingatkan saya waktu masih pacaran, dulu ketika saya berkunjung ke rumah pacar selalu disuguhi ini," ungkap Zulkifli sambil menunjuk kue kue khas Betawi yang langsung disambut gelak tawa masyarakat.
Selain itu Zulkifli juga menekankan tentang pentingnya Modernisasi teknologi, khususnya dalam hal produksi.
"Dodol Betawi ini sudah bagus, tempatnya bersih dan juga higienia, tapi harus kita akui bersama bahwa memang masih perlu modernisasi teknologi," jelasnya.
Bagi Zulkifli, Modernisasi teknologi diperlukan agar produk dodol ini mampu bersaing di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Dalam kesempatan tersebut Zulkifli memborong dodol dan kue-kue khas Betawi lainnya sebagai buah tangan
Kunjungan ini merupakan rangkaian dari Safari Kebangsaan Ramadhan yang digelar oleh PAN di DKI Jakarta sejak hari Sabtu lalu.