Adian Tolak Hadiri Verifikasi 1 Juta KTP yang Dikumpulkan Teman Ahok
"Tapi mungkin uang bagi teman Ahok bukan masalah besar, butuh berapapun bisa di siapkan dengan mudah, cukup jual kaos, semua biaya beres," ujar Adian.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Hasanudin Aco
TRIiBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Pembina Pospera, Adian Napitupulu mengatakan dirinya mendapat undangan dari Tim Ahli Teman Ahok, I Gusti Putu Artha untuk mengikuti verifikasi 1 juta KTP yang dikumpulkan sendiri, dihitung sendiri dan diverifikasi sendiri.
"Mengumpulkan KTP dan memverifikasi KTP sendiri itu sama seperti sebuah permainan yang dimainkan sendiri disoraki sendiri, diwasiti sendiri lalu di puji puji sendiri dan terakhir ya tertawa bangga sendiri," kata Adian dalam keterangan tertulisnya, Selasa (28/6/2016).
Adian menuturkan, di salah satu media massa Teman Ahok mengklaim sudah siapkan 4.000 relawan 'berbayar' untuk memverifikasi 1 juta KTP itu. Dikatakannya, dengan 4.000 relawan berbayar maka tiap relawan berbayar rata rata harus memverifikasi 250 KTP.
"Jika kita hitung secara logis, realistis dan humanis berdasarkan biaya yang sama dengan apa yang dibayarkan Teman Ahok untuk mengumpulkan KTP yaitu 560 KTP perbulan dibayar Rp 2,5 juta berarti per KTP di biayai Rp 4.450," tuturnya.
"Dengan biaya verifikasi KTP Rp 4.450 (Biaya pulsa telp Rp 1.000, Biaya sms Rp 350, ongkos 1.500, dan biaya lain seperti minum, makan, sekitar Rp 1.600, maka tiap relawan berbayar akan menerima 250 KTP x Rp 4.450 sama dengan Rp 1.112.500 per relawan. Dengan jumlah Relawan 4.000 orang maka untuk Verifikasi 1 Juta KTP Teman Ahok diperkirakan bisa habiskan Rp 4,4 Miliar," paparnya.
Adian menuturkan, angka andai andai itu benar, tentunya dirinya merasa miris karena biaya verifikasi KTP itu menghabiskan uang senilai 4 bangunan SD. Adian menyarankan baiknya hemat saja uang itu untuk hal-hal lain yg lebih berguna untuk rakyat seperti membeli 45 Ambulans Teman Ahok dari pada membuang uang hanya untuk mendengar tepuk tangan sendiri.
"Kalau saja Teman Ahok mau sabar hingga 50 hari kedepan maka Teman Ahok bisa menghemat banyak uang karena verifikasi Administrasi dan Faktual yg nanti pasti juga akan dilakukan oleh KPU di bulan Agustus," ujarnya.
"Tapi mungkin uang bagi teman Ahok bukan masalah besar, butuh berapapun bisa di siapkan dengan mudah, cukup jual kaos, semua biaya beres," ujarnya lagi.
Lebih lanjut Adian mengatakan, diluar itu semua, wajar rasanya jika ia terheran-heran kenapa Teman Ahok tidak sabar menunggu Verifikasi KPU. "Apakah para Donatur mulai ragu dengan klaim 1 juta KTP itu? Atau Partai yang di ajak "barter" dengan 1 juta KTP mulai sangsi? Atau ini untuk membentuk Opini mengepung KPU agar nanti di verifikasi yg dilakukan KPU hasil nya tidak jauh beda," tuturnya.
Apapun itu, lalu apa alasan menurut Adian, untuk hadir di penghitungan KTP yang mereka cari sendiri dan mereka hitung sendiri dengan dibiayai dari uang banyak orang lain.
"Bagaimana mungkin saya membuang waktu selama 5 atau 6 jam hanya untuk duduk dan mendengar paparan dari kesimpulan sebuah cerita yang tidak saya ikuti langsung prosesnya setiap hari. Saya tidak mau buang waktu untuk menyaksikan pengujian yang dilakukan dengan sample random melalui telpon, karena sudah lama saya tidak lagi berminat bermain tebak tebak buah manggis," tegasnya.