Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

KPK Belum Teken Sprinlidik Dugaan Aliran Uang ke 'Teman Ahok' Tukar Guling Izin Reklamasi

Komisi Pemberantasan Korupsi mengatakan belum menaikkan dugaan penerimaan uang Rp 30 miliar oleh Teman Ahok

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in KPK Belum Teken Sprinlidik Dugaan Aliran Uang ke 'Teman Ahok' Tukar Guling Izin Reklamasi
Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Teman Ahok mensortir formulir pengumpulan KTP warga Jakarta di Markas Teman Ahok, Pejaten, Jakarta Selatan 

TRIBUNNEWS.CO, JAKARTA- Komisi Pemberantasan Korupsi mengatakan belum menaikkan dugaan penerimaan uang Rp 30 miliar oleh Teman Ahok dari pengembang reklamasi ke tahap penyelidikan.

"Belum. Itu masih dibicarakan. Ada hal-hal yang masih perlu didiskusikan," kata Ketua KPK Agus Rahardjo, Jakarta, Selasa (28/6/2016).

Hampir dua pekan lalu, Agus sendiri mengatakan pihaknya akan menandatangani surat perintah penyelidikan baru pengembangan suap pembahasan Raperda reklamasi pantai utara Jakarta.

"Kalau penyelidikannya kan udah enggak lepas daripada kasus ini. Surat penyelidikan yang baru mungkin nanti akan diterbitkan," kata Ketua KPK Agus Rahardjo, di kantornya, Jakarta, Rabu (15/6/2016).

Menurut Agus, pihaknya sebenarnya sudah mengantongi sejumlah data-data terkait dugaan aliran uang tersebut. Apalagi, kata Agus, temuan mengenai barter antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan pengembang sebelum pengembang tersebut mendapatkan izin reklamasi.

"Informasinya sudah ada. Siapa yang kemungkinan kita gali. Arahnya sudah ada. Kan tinggal memperdalam saja sebenarnya," ungkap Agus.

Sebelumnya, dugaan aliran uang ke Teman Ahok sudah mencuat ketika kasus tersebut ungkap dan penyerahan diri Presiden Direktur Agung PT Agung Podomoro Land Ariesman Widjaja.

Berita Rekomendasi

Sunny Tannuwidjaja, Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama, usai diperiksa beberapa waktu di KPK membantah soal aliran uang tersebut.

"Enggak ada," kata Sunny waktu itu.

Kasus tersebut terungkap saat KPK menangkap Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi. Sanusi ditangkap saat menerima uang Rp 2 miliar dari Trinanda Prihantoro yang merupakan karyawan Agung Podomoro Land.

Sesaat kemudian, Ariesman menyerahkan diri karena diminta KPK untuk menyerahkan diri. Ketiganya langsung ditetapkan sebagai tersangka.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas