Dokter RS Harapan Bunda Terjungkal saat Beri Penjelasan Vaksin Palsu
Ketua Komite Medis RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, dr Seto Hanggoro terjungkal ketika panggung yang dinaikinya roboh.
Editor: Dewi Agustina
Poin yang ketiga, jika pasien RS Harapan Bunda yang diindikasi mendapat vaksin palsu melakukan vaksin ulang di luar RS Harapan Bunda, mereka dapat mengajukan reimbursment ke RS Harapan Bunda asalkan menunjukkan kwitansi pembayaran vaksin ulang.
"Pelayanan reimbursment dilakukan di hari kerja pada pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB," katanya.
Terakhir, Seto menambahkan, pihaknya juga menjanjikan pendirian posko bagi warga untuk masalah itu. Posko itu akan menyediakan nama-nama pasien penerima vaksin periode Maret sampai Juni 2016.
RS Karya Medika II Tambun, Kabupaten Bekasi, juga termasuk dalam 14 rumah sakit menerima pasokan vaksin palsu.
Menurut data Kemenkes, rumah sakit tersebut menerima pasokan vaksin palsu dari CV Azka Medical.
"Ya benar, kami menerima pasokan obat dari perusahaan obat itu," ujar Direktur RS Karya Medika II Tambun, dr Dominggus M Efruan saat jumpa pers di kantornya, Jumat siang.
Dominggus mengatakan, pihaknya terpaksa mengambil vaksin dari perusahaan tersebut karena stok vaksin dari distributor resmi sedang kosong.
Padahal pihaknya telah berupaya mencari vaksin dari distributor resmi, tapi karena kosong makanya kami beli vaksin dari distributor lain.
Hal ini mengingat, kebutuhan vaksin di sana cukup tinggi.
"Kebutuhan kami cukup tinggi karena rumah sakit kami berkembang dari RS ibu dan anak menjadi RS umum," katanya.
Dominggus mengatakan, ada dua jenis vaksin palsu dipasok oleh distributor obat tersebut, yaitu PPD dan Engerix B Pediatal.
Dia menjelaskan, pembelian vaksin ini berawal dari penawaran vaksin oleh CV Azka Medica melalui email. Lantaran kebutuhan vaksin di rumah sakit cukup tinggi, maka pimpinan rumah sakit menyetujui pembelian vaksin tersebut.
Dominggu menambahkan, RS Karya Medika siap bertanggung jawab dengan memberikan vaksin ulang kepada pasien-pasiennya yang mendapat vaksin dari distributor tak resmi.
"Saat ini kami sedang merekap data medis (data pasien yang menggunakan vaksin palsu) untuk dilakukan tindak lanjut dengan penanganan medis. Sekali pun gratis kami siap sesuai perintah Kementerian Kesehatan," ujarnya. (Tribunnews/Warta Kota/Junianto H/Wahyu Aji/Fajar)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.