Pramono Anung pun Berburu Monster Pokemon Cupu-cupu di Istana
Sekretaris Kabinet Pramono Anungjuga ikut menjajal game berbasis augmented reality itu di telepon genggamnya.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Dewi Agustina
"Takut tabrakan saja kalau sambil naik mobil. Tapi kalau mainnya sambil jalan sih enggak apa-apa," ujarnya.
Meski belum dirilis secara resmi di wilayah Asia, termasuk Indonesia, game Pokemon Go banyak diminati dan telah dimainkan banyak masyarakat nusantara.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana memanfaatkannya untuk mempromosikan Wisata Balai Kota dan meningkatkan pengunjung Monumen Nasional (Monas).
Kepala Unit Pelaksana Teknis Jakarta Smart City Setiaji akan menjalin kerja sama dengan perusahaan teknologi Google atau dengan pihak pengembang game Niantic Inc.
Dia ingin monster dalam game Pokemon Go ada banyak di beberapa titik, terutama di tempat wisata semisal Monumen Nasional (Monas) atau Balai Kota.
"Minggu depan, kita minta waktu kepada pihak Google untuk membicarakan ini lagi. Kami juga akan bicarakan dengan pihak Nintendo atau dengan Niantic," ujar Setiaji di Balai Kota.
Setiaji menyatakan masih menunggu Pokemon Go dirilis secara resmi di Indonesia. Ia berharap, Balai Kota menjadi lokasi pertarungan antar Pokemon.
"Balai Kota bisa dijadikan semacam gym (tempat bertarung antar Pokemon). Jadi semacam tempat pertarungan. Biar orang bisa lebih sering ke Balai Kota," ujar Setiaji.
"Konsep dasarnya kita ingin memaksimalkan obyek wisata kita, dengan menggunakan Pokemon Go," tambah Setiaji.
Status game Pokemon Go di Indonesia yang belum resmi membuat masyarakat Jakarta terpaksa memainkan game ini dalam bentuk yang masih ilegal.
Untuk memainkan game ini pemain diharuskan meng-install aplikasi Pokemon Go APK yang rentan disusupi Malware. Risikonya data-data di dalam smartphone anda rentan dibajak 'hacker'.
Akan tetapi masyarakat pecinta Pokemon tidak terlalu risau akan hal tersebut. Dari pantauan Tribunnews, para pemain yang sebagian besar merupakan kaum muda punya kiat-kiat khusus untuk bermain game ini secara aman.
"Kalau mau install lihat dulu review di dalam website nya. Kalau banyak yang merekomendasikan berarti kemungkinan besar aman. Cari aplikasi yang sudah dicoba banyak orang," ujar Nabiel.
Selain itu, Leo (26) juga menyarankan agar tidak menaruh file-file "sensitif" di dalam smartphone untuk menghindari kerusakan atau kehilangan.
"Kalau saya pasrah saja sih. Kalau nanti rusak tinggal factory reset atau di-flash. Yang penting jangan menyimpan hal-hal penting di smartphone. Karena dia mudah sekali disusupi," ujar Leo.
Yang jelas para pemain Pokemon Go berharap agar produser game ini segera meluncurkan aplikasi permainan yang resmi supaya aman digunakan.
"Ya kita berharap segera dirilis resminya. Lihat saja responnya di Indonesia dan luar negeri. Ini juga akan jadi keuntungan besar buat produsennya," jelas Tama (19) yang sudah memainkan Pokemon Go sejak 10 hari yang lalu. (tribunnews/nicolas manafe/kompas.com)