Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ulil Abshar dan Beberapa Netter 'Membela' Tiwi Pembuat Bihun Bikini 'Remas Aku' Ini Alasannya

Banyak yang menghujat Tiwi, produsen bihun kekinian (Bikini) karena dinilai beri pengaruh buruk bagi anak-anak, namun ternyata banyak yang membela.

Penulis: Robertus Rimawan
zoom-in Ulil Abshar dan Beberapa Netter 'Membela' Tiwi Pembuat Bihun Bikini 'Remas Aku' Ini Alasannya
TRIBUNNEWS/FITRI WULANDARI
BPOM menunjukkan produk bihun Bikini serta bahan pembuatannya. 

Pada saat itu semua memberikan ide ide produk masing-masing. Saya memberikan ide membuat bihun goreng.

Ide bihun goreng juga tidak murni dari saya tapi melihat di dekat rumah saya ada yang menjual seperti itu dan banyak yang suka.

Jadi saya berfikiran kalau produk ini bisa diterima masyarakat.

Awal nama bikini itu nyeplos aja karna dari singkatan bihun kekinian, design tidak ada sedikitpun terpikir kalau itu masuk pornografi.

Karna saya dan teman-teman berfikir bikini itu baju renang. Jadi tidak menyangka kalau namamya difikir tidak senonoh.

Untuk gambar karena namanya bikini, kita berfikir gambar design yang pas juga sesuai dengan namanya.

Disitu kami tetap memasukkan gambar mie yang dipegang itu. Dan slogan 'remas aku' diberikan oleh guru saya yang juga mengajarkan materi untuk marketing dan AIDA nya.

Berita Rekomendasi

Kata remas juga dimaksudkan bukan untuk meremas dada yang ada pada gambar tersebut, yang orang-orang mengartikan seperti itu.

Kata remas aku, pun dimaksudkan meremas isi kemasan tersebut sebelum dimakan.

Dan soal kata remas aku itu, digambarkan ke arah snack yang dipegang oleh gambar di packaging.

Awal produksi saat masih menjalankan project berlokasi di kosan team kami di daerah Geger Kalong, Bandung.

Saat project berlangsung pun bikini hanya keluar sekitar 2100 pcs saja. Dan rata-rata orang yang membelinya karena penasaran dengan bihun goreng, Mereka pun banyak melakukan repeat order karena rasanya yang enak.

Setelah project selesai ternyata masih banyak yang ingin membeli produk kami akhirnya kami putuskan untuk menjuial brand tersebut ke kakak salah satu team kami.

Setelah dibeli tidak ada produksi lagi karena belum ada yang mengerjakannya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas