Setelah 100 Tahun, Si Manis Jembatan Ancol Datangi Mbah Broto Minta Dilukis
Setelah dilukis oleh Mbah Broto, hantu ikon Jembatan Ancol itu tak akan muncul lagi di dunia fana.
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ini cerita Agus Dermawan T tentang Mbah Broto, si pelukis Pasar Seni Ancol.
Ketika itu, pada 4 September 1985, Mbah Broto mengaku didatangi Maryam, hantu yang lebih seabad menghuni Jembatan Ancol, Jakarta yang memintanya dilukis.
Seperti ditulis dalam buku Riwayat yang Terlewat: 111 Cerita Ajaib Dunia Seni yang diterbitkan Intisari, di sebuah tengah malam, konon, seorang perempuan cantik berambut panjang datang ke kios Mbah Broto yang meminta dirinya dilukis oleh si Mbah.
Setelah pola lukisan itu jadi, Mbah Broto pamit ke kamar kecil namun ketika balik dari kamar kecil, perempuan itu sudah tak ada di tempatnya.
Mbah Broto terkejut dan bertanya kepada pelukis Nashar, yang kebetulan berkunjung ke arena seni itu.
Nashar bilang, memang ada perempuan yang berjalan sendirian, sambil tangannya menunjuk arah perginya perempuan itu.
Mbah Broto berusaha mengejar, namun yang tampak hanya tubuh perempuan yang berjalan seperti melayang di kejauhan.
Esoknya, Mbah Broto menceritakan peristiwa ganjil itu dan ketika itu koran-koran pun ramai menulis.
Beberapa menyebut ini adalah trik Mbah Broto mengait popularitas tapi Mbah Broto berani bersumpah bahwa kejadian itu benar-benar dialaminya.
Nashar, yang dikenal jujur, mengatakan ia adalah saksi utama.
Tak lama kemudian, lukisan “Maryam Jembatan Ancol” berhasil diselesaikan oleh Mbah Broto.
Selama bertahun-tahun, lukisan itu menjadi ikon Pasar Seni Ancol.
Terlepas itu, beberapa rekannya memang menduga bahwa Mbah Broto termasuk jenis yang bisa melihat jejak orang-orang moksa, atau hantu.
Menurut Mbah Broto, kedatangan Maryan malam itu untuk pamit selamanya.
Artinya, setelah dilukis oleh Mbah Broto, hantu ikon Jembatan Ancol itu tak akan muncul lagi di dunia fana.
Yang lebih aneh lagi, Mbah Broto juga disebut-sebut pernah moksa.
Pada 1990-an awal, ia tiba-tiba menghilang dan dikabarkan mati.
Tapi, beberapa tahun kemudian ia muncul lagi Pasar Seni Ancol, lalu pergi dan tak pernah muncul lagi.
Bahkan, anaknya yang juga seorang pelukis di Pasar Seni Ancol terus mencarinya hingga sekarang. (Intisari/Moh. Habib Asyhad)