Ahli Forensik Sebut Tanpa Autopsi Bisa Dipastikan Mirna Tewas Akibat Sianida
"Kami bisa mengatakan ini kematian kerena racun, gejala-gejala yang sesuai dengan kerja racun tersebut,"
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tanpa diautopsi, penyebab kematian Wayan Mirna Salihin sudah dapat diketahui.
Dari hasil sampel luar dan gejala-gejala sebelum tewas sudah cukup diketahui anak Edi Darmawan Salihin itu tewas karena sianida.
Ahli Forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Budi Sampurna, mengatakan secara garis besar ditemukan zat sianida di lambung Mirna 0,2 miligram per liter sebagai bukti.
Ditambah dengan gejala yang ditimbulkan korban sebelum tewas.
Menurut dia, temuan racun hanya di isi lambung memang bukan barang bukti bagus.
Barang bukti bagus apabila dalam hati, darah dan organ lainnya ditemukan sianida.
Sebab, apabila ditemukan di hati, darah, dan organ lain, dipastikan sianida sudah terserap tubuh.
Namun, untuk kasus Mirna, tidak demikian.
Berdasarkan pemeriksaan, sianida hanya ditemukan di lambung.
Sementara di hati, empedu dan urine tak ditemukan sianida.
Opsi untuk menguatkan sianida dengan cara melihat gejala saat korban hidup.
"Di kasus ini meski hanya mengambil sampel luar sudah diketemukan racun. Kami bisa mengatakan ini kematian kerena racun, gejala-gejala yang sesuai dengan kerja racun tersebut," ujar Budi di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Rabu (31/8/2016).
Dia menjelaskan, sianida masih ditemukan di lambung Mirna jadi satu alasan karena jasad korban sempat diformalin sebelum diperiksa.
Zat sianida di jaringan tubuh, seperti hati dan empedu dapat menguap karena bersifat gas.