Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

20 Kepala Keluarga Masih Bertahan di Tenda Bekas Penggusuran Rawajati

Herman (35) menjelaskan keengganan warga untuk menempati rumah susun yang disediakan pemerintah provinsi.

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in 20 Kepala Keluarga Masih Bertahan di Tenda Bekas Penggusuran Rawajati
Tribunnews.com/Amriyono Prakoso
Minggu (11/9/2016) siang, terlihat masih terdapat empat buah tenda yang masih terpasang di daerah Rawajati Barat, Jakarta Selatan, tepatnya berada di samping Apartemen Kalibata City. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Minggu (11/9/2016) , terlihat masih terdapat empat buah tenda yang terpasang di daerah Rawajati Barat, Jakarta Selatan, tepatnya berada di samping Apartemen Kalibata City.

Tenda-tenda tersebut dihuni oleh 20 Kepala Keluarga (KK) yang masih bertahan pascapenggusuran rumah mereka yang terletak di bantaran rel kereta api yang terletak tidak jauh dari stasiun Rawajati.

Herman (35) menjelaskan keengganan warga untuk menempati rumah susun yang disediakan pemerintah provinsi karena letaknya terlalu jauh dari tempat mereka bekerja.

"Kalau kami tempati di rumah susun Marunda,  bagaimana? Kami harus naik transportasi berapa kali? Tempat kerja kami kan tidak bisa dipindah," jelasnya saat ditemui di lokasi.

Belum lagi, kata dia, banyak warga yang mengeluh anaknya belum dapat bersekolah ketika pindah ke Marunda, padahal pemerintah provinsi menjanjikan fasilitas kepada anak sekolah.

"Daftarnya dipersulit. Sampai sekarang ada beberapa anak yang dari gusuran sini, belum sekolah juga," tambahnya.

Usai penggusuran, warga yang masih tetap bertahan di tenda beratapkan terpal seadanya itu meminta belas kasih dari para tetangga yang berbaik hati untuk meminjamkan kamar mandi untuk keperluan MCK.

BERITA TERKAIT

Diungkapkan oleh Herman, bantuan MCK yang sempat diberikan oleh sebuah perusahaan usai penggusuran, kemudian diambil oleh pihak Satuan Polisi Pamong Praja yang mengatakan tidak boleh ada fasilitas apapun yang menutupi trotoar.

Begitu juga dengan tenda yang mereka bangun, setidaknya telah dua kali ada upaya pembongkaran paksa oleh pihak Pol PP, terakhir pada Jumat (9/9) kemarin, namun terhenti karena adanya perlawanan.

"Kami semua melawan, karena tidak ada surat perintah dan saya telepon Kasatpol PP Jakarta Selatan tidak ada perintah penggusuran, makanya kami berani," kata Herman.

Mereka berharap kepada DPRD DKI Jakarta yang menjanjikan akan memberikan rumah susun yang lebih dekat yaitu di Jatinegara Barat dan Rusun Cipinang Besar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas