Fadli Zon: Ironi, Binatang Saja Kita Lindungi, Ini Manusia Digusur Tidak Dilindungi
Dia mendukung agar warga korban penggusuran berjuang untuk mendapatkan haknya.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Hasanudin Aco
"Di era Sutiyoso ada juga relokasi, tapi tidak gaduh seperti sekarang. Berlokasi di Cengkareng, ruun era Bang Yos yang diberi nama Rusum Cinta Kasih Budha Tze Chi, diresmikan Presiden. Presiden dan Gubernur era itu punya cara mengatasi keliaran konglomerasi macam Podomoro," kata Ratna.
Ratna menjelaskan relokasi Kali Angke dilakukan akibat banjir bandang 2001-2002, sementara alasan relokasi era Ahok umumnya untuk membuat taman dan akses jalan, demi menaikkan harga tanah dan menaikkan harga apartemen sekitar.
"Kampung Aquarium tidak pernah banjir. Tapi tetap digusur Ahok. Rawajati yang tidak ada urusan dengan bantaran sungai, juga digusur konon demi pelebaran parkir Kalibata City atau demi pengusaha," tuturnya.
Masih kata Ratna, sudah terlalu banyak tumbal yang disajikan warga Ibukota di altar Jakarta demi kebohongan, kebodohan dan kesombongan yang terus ditebar dengan jumawa oleh Gubernur Ahok. Harta, derita, air mata, bahkan nyawa telah dipersembahkan rakyat dalam kehinaannya di hadapan kekuasaan yang arogan.
"Tanpa melalui proses mediasi/dialog/negosiasi dengan warga seperti diatur dalam Undang-undang dan konstitusi, alat-alat kekuasaan itu menghentak keriaan anak-anak Kampung Akuarium, membunuh seketika harapan dan mimpi-mimpi mereka, sekaligus mengubur sejarah dan budaya mereka," imbuhnya.
"Dengan pola yang sama, Ahok menggasak kampung-kampung warga Jakarta di mana-mana," tandasnya.