Dan Ahok Pun Tersenyum Lebar
Saat mengumumkan alasan mengapa PDI Perjuangan akhirnya memilih duet Ahok-Djarot, Hasto memanggil Ahok dengan sebutan Mas.
Editor: Hendra Gunawan
Ahok tidak menghiraukan gurauan Hasto tersebut ia hanya tersenyum dan kemudian bisik-bisik dengan Djarot, entah apa yang dibicarakannya. Tidak sekali Hasto mengeluarkan candaannya. Saat mengumumkan alasan mengapa PDI Perjuangan akhirnya memilih duet Ahok-Djarot, Hasto memanggil Ahok dengan sebutan 'Mas'.
"Saya akan mengumumkan penjelasan mengapa PDI Perjuangan pada akhirnya memilih duet mas Ahok dan pak Djarot Saiful Hidayat," kata Hasto.
Ahok tampak semringah saat namanya disebut sebagai calon gubernur DKI Jakarta oleh PDI-P. Nama Ahok disebut setelah Sekjen PDI-P, Hasto Kristiyanto menyebutkan nama pasangan calon gubenrur dan wakil gubernur Banten pada pilkada serentak 2017. Seusai namanya disebutkan, Ahok langsung berdiri dari tempat duduknya. Matanya tertuju ke depan dan tersenyum lebar.
Dengan langkah tegap ia langsung menuju bagian depan ruangan dan berdiri bersama pasangan calon gubernur dan wagub PDI-P dari daerah lainnya. Ia menyalami Gubernur Banten, Rano Karno sambil tersenyum. Keduanya sempat berbincang dan terhenti saat nama Djarot Saiful Hidayat juga disebut sebagai wakil dari Ahok.
Selain dari PDI Perjuangan, pasangan Ahok-Djarot juga didukung oleh Partai Golkar, Hanura, dan Nasdem yang sudah terlebih dahulu menyatakan dukungannya kepada Ahok. Dengan dukungan empat partai, pasangan ini mengantongi 52 kursi DPRD DKI.
Adapun syarat untuk mendaftar ke KPU hanya 22 kursi.Kini, tinggal Gerindra, Demokrat, PPP, PKB, PAN, dan PKS yang belum mempunyai calon ataupun koalisi definitif untuk Pilkada DKI 2017. Dari keenam partai itu, tak ada satu pun yang mempunyai cukup kursi untuk mengusung calonnya sendiri. Sementara itu, pendaftaran melalui jalur parpol akan ditutup pada 23 September mendatang.
Dinasihati Puan
Saat pertemuan dengan Megawati di Jalan Teuku Umar, Ahok sempat diminta oleh Puan Maharani mengoreksi diri sendiri yang kebanyakan omong bertendensi menyerang. "Saya cuma mendengarkan DPP semua, termasuk ada otokritik lah, DPP bilang kita ngomong terlalu banyak lah, nyerang," kata Ahok usai pertemuan di kediaman Megawati.
Saat pertemuan di sebuah ruangan kediaman Megawati, Ahok menyaksikan ada para elite DPP PDIP, termasuk Bambang DH yang dikenal pernah memimpin perlawanan PDIP Jakarta terhadap Ahok dengan yel-yel 'Ahok Pasti Tumbang'.
Ada pula elite PDIP seperti Puan Maharani hingga Pramono Anung. "Ada Bambang DH juga di situ. Ada Mbak Puan juga. Terus dia bilang Pak Ahok jangan ngomong apa gitu. Saya bilang habis dicegat (wartawan -red), mereka tanya gimana, masa enggak saya jawab?" kata Ahok, tanpa menjelaskan omongan apa yang dicegah elite PDIP agar tak diungkapkan.
Muka Ahok Sempat Cemberut
Gubenur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok meninggalkan kediaman Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, pada Selasa malam sekitar pukul 18.50 WIB setelah bertemu dengan Megawati dan para petinggi PDI-P.
Ahok keluar lewat pintu samping. Wajahnya tanpa senyum saat awak media menanyakan perihal kepastian dirinya diusung PDI-P menjadi calon gubernur DKI pada Pilkada DKI 2017.
Teken Kontrak Politik
Setelah resmi diusung PDI-P, pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat menandatangani kontrak politik di Kantor DPP PDI P, Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa malam.Ahok terlihat maju ke depan meja yang diatasnya sudah terdapat kertas yang didalamnya ada kontrak politik dengan PDI-P.
Terlihat pula Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto dan Ketua DPRD DKI Jakarta yang juga kader PDIP, Prasetio Edi Marsudi menyaksikan penandatanganan tersebut.Selain dari PDI-P, pasangan ini juga didukung oleh Partai Golkar, Hanura dan Nasdem yang sudah terlebih dulu menyatakan dukungannya ke Ahok.
Dengan dukungan empat partai, pasangan ini mengantongi 52 kursi DPRD DKI. Sementara syarat untuk mendaftar ke KPU hanya 22 kursi.Kini, tinggal Gerindra, Demokrat, PPP, PKB, PAN dan PKS yang belum mempunyai calon atau pun koalisi definitif untuk Pilkada DKI.