Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

JPO Pasar Minggu Sudah Lama Goyang-goyang, Tetapi Tidak Juga Diperbaiki

Pasalnya, sejak beberapa bulan belakangan, JPO disaksikannya sudah bergoyang dan memantul hebat ketika terhantam angin kencang.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in JPO Pasar Minggu Sudah Lama Goyang-goyang, Tetapi Tidak Juga Diperbaiki
Warta Kota/Bintang Pradewo
Petugas mengevakuasi jembatan penyeberangan orang (JPO) yang roboh di Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (24/9/2016). JPO ini roboh akibat hujan deras dan angin kecang, tiga orang meninggal dan satu kendaraan mini bus ringsek dalam insiden ini. Warta Kota/Bintang Pradewo 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tragedi robohnya Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Robinson, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Sabtu (24/9/2016) kemarin sore telah diprediksi sejumlah warga. Bukan tanpa sebab, mirisnya kondisi JPO sudah sudah diketahui sejak lebih dari dua tahun lalu.

Hal tersebut disampaikan oleh Anto (35) tukang ojek pangkalan Stasiun Pasar Minggu. Dirinya mengaku tidak terkejut ketika JPO dikabarkan roboh saat hujan deras bercampur angin kencang terjadi pada Sabtu (24/9) sore. Pasalnya, sejak beberapa bulan belakangan, JPO disaksikannya sudah bergoyang dan memantul hebat ketika terhantam angin kencang.

"Saya pernah bilang sama temen-temen soal jembatan itu, goyang bang kalo kena angin. Bukannya bohong, banyak saksinya juga. Makanya dari situ temen-temen juga sekarang jarang ada yang mangkal di bawahnya, orang yang neduh juga kita bilangin supaya jalan terus, takut jembatan rubuh," ungkapnya antusias.

Ketakutannya diakuinya benar terjadi, JPO yang kerap disebut Jembatan Robinson itu roboh ketika dirinya maupun beberapa rekannya memutuskan untuk berteduh di gerbang masuk Stasiun Pasar Minggu. Karena sebelum jembatan ambruk, suara gesekan besi sebelumnya dikatakannya terjadi beberapa kali.

"Sebelum patah itu ada suara kenceng, kayak besi digesek-gesek. Ada dua apa tiga kali gitu, jembatan juga udah goyang ke kiri-kanan. Untung aja kita minggir, tapi sayangnya ada orang yang neduh jadi korban jembatan ambruk," ungkapnya.

Rusak

Jauh sebelum JPO Robinson Pasar Minggu roboh, Warta Kota pernah menyambangi jembatan sepanjang lebih dari 40 meter yang membentang di Jalan Pasar Minggu Raya itu pada Selasa (19/3/2014) silam. Kala itu, Warta Kota melihat kondisi JPO sudah dalam kondisi mengkhawatirkan, bukan hanya lapisan cat yang terkelupas, besi penyangga tiang JPO terlihat keropos berkarat.

Berita Rekomendasi

Kerusakan tersebut dapat dilihat mulai dari besi pada pijakan anak tangga terbawah hingga bagian atas JPO. Besi berupa plat baja terlihat keropos termakan karat, beberapa sudutnya bahkan sudah berlubang dan keropos. Warta Kota pun menginjakan kaki di salah satu permukaan anak tangga secara berulang kali, retakan pun kian terlihat pada beberapa bagian tangga yang keropos.

Hal serupa pun terlihat pada sisi kiri maupun kanan pegangan tangga ketika Warta Kota mencoba menapaki JPO lebih tinggi. Besi penyangga struktur jembatan maupun atap terlihat keropos karena diduga terus terpapar air hujan yang merembes dari atap JPO yang bocor.

Namun, kondisi rusaknya JPO terparah terlihat pada bagian pijakan yang terletak pada tengah JPO. Sebanyak tiga plat besi pijakan terlepas dari klem pengunci dan amblas akibat tulangan konstruksi besi yang patah. Akibatnya kondisi pijakan menjadi tidak stabil dan bergoyang saat terinjak para pejalan kaki.

Warta Kota yang mencoba menapaki bagian pijakan amblas tersebut pun merasakan ayunan keras dan harus menyeimbangkan diri karena pijakan mengayun hingga sedalam 20 cm. Sementara itu, beberapa plat besi serupa pun terlihat sudah mulai terlepas dan rusak.

Akibat rusaknya pijakan tersebut, beberapa pejalan kaki yang sudah mengetahui ancaman bahaya sengaja memilih untuk melintas pada bagian tengah JPO. Ketika itu Warta Kota bertemu dengan tiga bocah sekawan, Ardi (8), Ridwan (8) dan Uji (7). Ketiganya yang merupakan warga Pejaten Timur, Pasar Minggu mencoba melintas melewati bagian tengah JPO sembari menyeimbangkan diri.

Walau aksi tersebut dilakukan ketiganya sembari bermain, tetapi langkah tersebut dinilainya aman karena pada bagian sisi tengah terdapat rangka besar JPO yang stabil.

"Lewatnya tengah om, yang disitu ambles, ati-ati jatoh, lewatnya pelan-pelan kayak begini om," jelas Adi sembari menunjuk sisi pijakan JPO yang amblas dan melewati pijakan dengan cara menyeimbangkan diri.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas