Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ini Dugaan Vishnu Juwono Soal Loncatnya Ahok ke Partai

Elektabilitas Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memang luar biasa dibandingkan kandidat lain di Pemilihan Kepala Daerah

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Ini Dugaan Vishnu Juwono Soal Loncatnya Ahok ke Partai
Tribunnews.com/Nurmulia Rekso Purnomo
Vishnu Juwono 

Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Elektabilitas Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memang luar biasa dibandingkan kandidat lain di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017. Namun menurut Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia, Vishnu Juwono, harus dicermati juga elektabilitas itu stagnan.

Dalam berbagai survei belakangan ini disebutkan bahwa elektabilitas Ahok tidak sampai di atas 50 persen, dan stagnan. Hal tersebut merupakan sebuah hal yang patut diantisipasi oleh kubu Ahok, karena berpotensi disalib oleh siangannya.

"Mayoritas setuju dengan konerjanya, tapi elektabilitasnya tidak lebih dari lima puluh persen, ada apa ini," ujar Vishnu dalam diskusi yang digelar di sebuah restoran, di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Kamis (29/9/2016).

Salah satu yang ia curigai menjadi penghambat bagi elektabilitas Ahok adalah gaya komunikasi Gubernur DKI Jakarta itu, yang cenderung konfrontatif. Kata dia masyarakat memang menghargai cara bicara model ahok, bila ditujukan kepada pejabat korup. Namun bila gaya yang sama dipakai untuk masyarakat, maka hal itu bisa jadi bumerang untuk Ahok.

"Apabila (gaya bicara konfrontatif) ditujukan untuk rakyat miskin, korban penggusuran, maka yang terjadi adalah kontra produktif," ujarnya.

Oleh karena itu tidak heran bila Ahok yang tadinya sudah punya modal cukup untuk maju melalui jalur mandiri, memilih untuk "loncat" ke partai. Bahkan Ahok sebelumnya semmpat mendekati Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), hingga akhirnya partai pemilik suara terbesar itu mau mengusung Ahok.

Berita Rekomendasi

"Saya tidak heran Ahok keras melobi PDIP, dan meninggalkan teman Ahok. Karena dia butuh mesin politik yang kuat, dia sadar keadaan elektabilitasnya itu," ujar Vishnu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas