86 Korban Dimas Kanjeng Masih Percaya Uangnya Digandakan
Polisi juga membujuk para korban untuk melaporkan ke posko terpadu
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Martinus Sitompul mengatakan, masih ada sekitar 86 korban Taat Pribadi yang bertahan di padepokan Dimas Kanjeng.
Mereka masih meyakini uang yang diserahkan ke Taat Pribadi akan berlipat ganda begitu dikembalikan kepada mereka.
"Sampai sekarang mereka masih bertahan karena menunggu kapan Taat Pribadi menyerahkan mahar mereka yang katanya digandakan sampai 100 kali lipat itu," ujar Martinus di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin (3/10/2016).
Padahal, kata Martinus, polisi telah mencoba menyadarkan mereka bahwa penggandaan uang itu hanya modus penipuan.
Polisi juga membujuk para korban untuk melaporkan ke posko terpadu di Mapolres Probolinggo, hingga pemerintah daerah setempat ikut turun tangan. Namun, upaya mereka sia-sia.
"Pemprov Jatim ikut membantu dari sisi kesehatan, psikis mereka, psikologis, kemudian dari sisi konsumsi mereka sehari-hari bahkan ada dana disediakan untuk ongkos mereka kembali," kata Martinus.
Korban yang bertahan telah menelan bulat-bulat doktrin Taat Pribadi sewaktu mempercayakan uang mereka diserahkan dengan harapan saat kembali sudah berlipat ganda.
Menurut Martinus, untuk menjadi "pengikut" Taat Pribadi bukan hal yang mudah.
"Pada saat penyampaian mahar itu ditekankan sekali perlu keiklhlasan yang luar biasa," kata Martinus.
Dengan penekanan itu, maka korban mencoba ikhlas dan percaya pada kemampuan Taat Pribadi agar uangnya kembali dengan jumlah berlipat ganda.
Oleh karena itu, sampai sekarang masih saja ada yang tidak melapor dan patuh pada instruksi Taat Pribadi.
Saat ini, polisi masih berjaga di sekitar padepokan Dimas Kanjeng. Polisi juga mengamankan bungker Taat Pribadi yang masih berada di sekitar kawasan itu.(Ambaranie Nadia Kemala Movanita)