Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sekjen PAN: Isu SARA Membuat Warga Semakin Apatis Untuk Memilih

Selain membuat gaduh, isu SARA yang digemborkan terus menerus juga membuat masyarakat semakin apatis.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Sekjen PAN: Isu SARA Membuat Warga Semakin Apatis Untuk Memilih
Kompasiana
Sekjen PAN, Eddy Soeparno. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno meminta pasangan calon kandidat gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta dan tim pemenangan untuk tidak menggunakan isu SARA.

Selain membuat gaduh, isu SARA yang digemborkan terus menerus juga membuat masyarakat semakin apatis.

"Mempengaruhi pilkada tentu, tapi bukan kepada pilihan, tapi apatisme pemilih. Semakin masalah tidak fokus pada solusi yang disampaikan kepada warga. Akan membuat mereka semakin apatis ke TPS untuk memilih," kata Eddy kepada wartawan di Jakarta, Kamis (13/10/2016).

Dirinya yakin masyarakat bakal menilai, gaduh masalah SARA ini membuang waktu. Sementara mereka merasa tidak dipikirkan.

Eddy juga menjelaskan, masyarakat kini sudah mulai muak oleh politik maupun politisi yang hanya mampu menampilkan kegaduhan.

"Bagaimana memikirkan rakyat kalau energi cuma buat gaduh? Masalah SARA menguras energi dan negatid, tidak perlu dikedepankan," katanya.

BERITA REKOMENDASI

Menurutnya, warga DKI Jakarta cukup terdidik dan memiliki akses informasi setiap saat. Menurut dia, warga DKI sudah cukup lama disajikan tontonan bersifat SARA. Sejak Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjadi gubernur DKI, isu SARA meningkat.

Eddy mengatakan saat ini masyarakat akan mencari calon pemimpin yang mampu menunjukkan kesantunan dan keteladanan. Sebagai tim pemenangan pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni, Eddy menolak keras isu SARA karena tidak mendidik.

"Sebagai Parpol, kita memiliki kewajiban memberikan pendidikan politik yang baik bagi masyarakat. SARA tidak menguntungkan," katanya.

Ibarat tontotan, pilgub DKI tidak hanya sekadar menjadi tontotan menarik, tetapi juga harus mendidik warga agar semakin terdidik, memahami apa pilihannya yang ditentukan berdasarkan logika dan nurani.

Dia memprediksi, penyelenggaraan pilgub DKI akan menarik dan akan diwarnai kontroversi tinggi dan dinamis. Yang baru terjadi misalnya, pernyataan Ahok tentang Al Maidah ayat 51.


Saat kontroversi tersebut mencuat dalam sepekan terakhir, nama Ahok menghiasi berbagai media. Sebaliknya, nama kandidat cagub lainnya yakni Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono tenggelam.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas