Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Saat Ahok Menghargai Buntut Tikus Rp 20.000

Adapun tujuan pelaksanaan gerakan ini adalah mengantisipasi merebaknya penyakit yang ditimbulkan dari tikus

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Saat Ahok Menghargai Buntut Tikus Rp 20.000
ISTIMEWA

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) langsung tertawa ketika ditanya tentang program Gerakan Basmi Tikus yang dicurigai sebagai 'kampanye terselubung' menjelang Pilkada DKI 2017.

Ahok menampiknya. "Masa nangkep tikus buat kampanye," kata Ahok dengan tertawa.

Menurut Ahok, program itu merupakan rencana Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat.

"Nah itu sekarang lagi dimatangkan," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (19/10).

Sehari sebelumnya, Djarot menyatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah menjalankan Gerakan Basmi Tikus (GBT). Ia mengimbau agar masyarakat mengumpulkan tikus-tikus yang ada di lingkungannya.

"Ini (Gerakan Basmi Tikus) sekarang sedang berjalan. Kumpulin aja (tikusnya). Nanti kami komunikasikan ke RT/RW," kata Djarot di Hotel JS Luwansa, Selasa (18/10).

Adapun tujuan pelaksanaan gerakan ini adalah mengantisipasi merebaknya penyakit yang ditimbulkan dari tikus, utamanya leptospirosis (kencing tikus).

Berita Rekomendasi

Sementara perkembangbiakan tikus semakin meningkat setiap harinya, terutama di permukiman padat penduduk.

Djarot menyebut, akan ada insentif yang diberikan untuk seekor tikus yang ditangkap. Upahnya sebesar Rp 20.000 per ekor.

"Kumpulin saja, nanti lurah ikut turun. Hitung saja berapa buntutnya, nanti kami bayar," ujarnya.

Kemudian, bangkai-bangkai tikus yang telah terkumpul akan ditanam oleh Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta atau Dinas Kebersihan DKI Jakarta.

Ditambahkan Djarot, bangkai tikus bisa dijadikan pupuk.

"Tikusnya ditanam. Iya dong, gali dan tanam. Bahaya lho penyakit," katanya.

Hanya sekali
Ahok memastikan program GBT hanya akan dijalankan satu kali. Sebab, jika dilakukan berulang kali, ia justru khawatir akan banyak pihak yang mengambil keuntungan.

"Kalau itu dilaksanain terus menerus, nanti orang malah beranakin tikus, pelihara, jualan tikus," kata Ahok. (bin/m8/fha/gps/Kompas.com)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas