Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketika Megawati Bicara soal Ahok dan Keberagaman di Indonesia

Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri berbicara soal keragaman suku, ras, agama, budaya yang dimiliki bangsa

Editor: Sanusi
zoom-in Ketika Megawati Bicara soal Ahok dan Keberagaman di Indonesia
Nursita Sari
Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri memberikan sambutan dalam pembukaan Pelatihan Mubaligh Kebangsaan yang diselenggarakan Pengurus Pusat Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) PDI-P di Kantor DPP PDI-P, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (31/10/2016). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada Senin (31/10/2016), Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri berbicara soal keragaman suku, ras, agama, budaya yang dimiliki bangsa Indonesia.

Megawati menuturkan, di dalam Islam, Tuhan kali pertama menurunkan Adam dan Hawa ke dunia. Dari Adam dan Hawa-lah keturunan manusia hidup di dunia.

Kemudian, keberagaman di Indonesia juga salah satunya lahir dari banyaknya pernikahan antara pribumi dengan bangsa-bangsa lain pada masa penjajahan.

Hal itu menyebabkan warga Indonesia memiliki perbedaan warna kulit, postur tubuh, bentuk dan warna mata, serta lainnya.

"Lalu kita tidak boleh bilang dia adalah orang Indonesia asli?" ujar Megawati, saat memberi sambutan dalam pembukaan Pelatihan Mubaligh Kebangsaan yang diselenggarakan Pengurus Pusat Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) PDI-P di Kantor DPP PDI-P, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (31/10/2016).

Mengawati menyampaikan mengikuti perbincangan di media sosial terkait Pilkada DKI Jakarta 2017. Perbincangan itu termasuk soal pemimpin harus Indonesia asli dan beragama Islam.

Dia mempertanyakan siapakah orang Indonesia asli yang dimaksud. Sebabnya, bangsa Indonesia memiliki keberagaman.

Berita Rekomendasi

Megawati kemudian menyinggung soal pencalonan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada Pilkada DKI 2017 yang menuai pro dan kontra.

"Pak Ahok kenapa enggak boleh jadi gubernur? Apakah karena dia matanya sipit, agamanya non-Muslim. Apakah itu Indonesia?" ucap Megawati.

Dia mempertanyakan pikiran yang rasional, logis, dan obyektif apabila masyarakat Indonesia mengotak-kotakkan diri mereka berdasarkan suku, agama, ras, budaya, dan lainnya. Sebab, Indonesia merupakan negara yang pluralis.

Megawati kemudian menyinggung soal aksi demonstrasi 4 November yang dikabarkan berkaitan dengan sosok Ahok. Dia mengaku sudah mendengar informasi tersebut.

Menurut Megawati, demonstrasi merupakan hak politik bagi setiap warga negara dan sudah diizinkan sejak zaman reformasi. Dia menyatakan, aksi demo tersebut boleh saja dilakukan tetapi jangan sampai membuat keonaran dan memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Megawati kemudian mencontohkan konflik yang terjadi di Maluku dan Papua pada masa pemerintahan Presiden Abdulrahman Wahid. Dia menyampaikan, masyarakat di sana konflik karena saling mengatakan agama yang mereka anut adalah agama yang terbaik.

Dia tidak ingin hal itu kembali terjadi. Megawati mengaku tidak sedang membela suku, agama, ras, ataupun golongan tertentu.

"Saya belain Republik Indonesia yang saya cintai," tuturnya.(Nursita Sari)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas